Hakim Jalanan dalam Series Criminal: UK
Film-film dengan tema penyelesaian tindak kriminal selalu menarik. Selain karena konflik dan penyelesaiannya yang kadang-kadang penuh kejutan, penonton juga dilatih untuk lebih bersifat jeli dan analitik. Salah satu series yang menarik adalah Criminal:UK.
Ada dua musim dengan jumlah episode terbatas untuk series ini. Musim pertama hanya tiga episode dan musim kedua hanya empat episode. Series ini disutradarai oleh Jim Field Smith dan naskahnya ditulis oleh George Kay. Tayangan ini sendiri sudah hadir pada 2019-2020 dan masih bisa dinikmati di Netflix.
Ceritanya berpusat pada tim investigator di kepolisian Inggris yang dipimpin Natalie Hobb. Mereka memiliki tugas mewawancarai para terduga dan mendapat pengakuan atas kejahatan mereka.
Untuk itu mereka harus cerdik dalam menata kata dan menyusun strategi. Pasalnya, ada saja terduga yang enggan berkomentar atau malah cerdik dalam memberikan alibi dan menyangkal.
Seperti ruang interogasi pada umumnya, ada dinding kaca yang tak tembus pandang dari ruang interogasi, di mana ada sekelompok anggota lainnya yang mengawasi jalannya wawancara. Mereka bisa menginterupsi dan memberi saran apabila ke si investigator apabila belum menunjukkan titik terang karena waktu yang terbatas.
Tak sedikit kisah yang berakhir antiklimaks atau malah mereka yang diwawancara memang tidak bersalah, hanya menutupi kejahatan lainnya. Ada juga yang benar-benar penjahat berbahaya, bahkan kejahatannya lebih ekstrim.
Salah satu episode yang kufavoritkan ada pada musim kedua berjudul Danielle. Ini menceritakan seorang ibu yang berwatak sinis dan pencuriga. Akibat kejadian malang yang menimpanya, ia seperti juga bersikap sinis kepada dunia, dengan menjadi penghukum alias hakim jalanan.
Awalnya ia berhasil membuat seorang guru dipecat setelah ia mengirim kliping tentang kemungkinan si guru punya kecenderungan menyukai anak-anak. Ia sangat senang ketika suratnya ditanggapi oleh sekolah tersebut dan si guru dikeluarkan dari sekolah.
Sejak itu ia makin menjadi-jadi. Orang-orang pun banyak yang menjadi sasaran kejahatannya.
Ketika Natalie menanyakan peran organisasinya yang bernama Pesticide, ia sangat bangga karena merasa berhasil memberikan perlakuan setimpal ke orang-orang yang diduganya adalah predator anak-anak.
Salah satu targetnya adalah Andrew. Ia berpura-pura menjadi remaja dan berupaya menjebaknya. Ketika ia merasa Andrew mulai mendekatinya, mulailah ia bertindak. Ia mengirim surat ke tempat Andrew bekerja, ke ibu mertua, dan juga ke kepolisian. Ketika kemalangan demi kemalangan menimpa Andrew dan keluarganya, Danielle nampak begitu bangga dan senang.
Namun apa yang sebenarnya terjadi? Betapa malangnya nasib Andrew dan keluarganya karena rupanya ia korban salah sasaran. Sebenarnya rekannya yang predator.
Andrew dipecat tidak terhormat di tempat ia bekerja selama puluhan tahun. Anak perempuannya memar dirundung oleh kawan-kawannya. Istrinya masuk rumah sakit karena terkena serangan panik.
Kemalangan sia-sia itu karena ulah seorang perempuan sinis yang ingin jadi hakim jalanan. Ia tak mengkonfirmasi fakta, hanya menuruti emosinya. Dan rupanya orang-orang yang selama ini diadukannya sebagian besar salah sasaran. Beberapa korbannya bunuh diri karena hidupnya kacau-balau setelah ulah Danielle.
Dan kisah ini ada di dunia nyata. Betapa banyaknya hakim jalanan di media sosial, termasuk di negeri ini. Betapa senangnya mereka melihat seseorang jatuh dan terpuruk, padahal tidak semuanya sasaran mereka itu benar.
Episode ini juga ada dalam komik Webtoon berjudul The Real Lesson. Seorang remaja menjadi hakim jalanan dengan melukai orang-orang yang disebut perundung. Ternyata sebagian besar hanya informasi palsu. Si remaja hakim jalanan senang karena merasa menjadi pahlawan meski tindakannya salah dan sebagian korbannya luka parah, serta beberapa di antaranya hampir bunuh diri. Sedangkan pemberi informasi palsu juga senang karena orang yang tak disukainya terpuruk.
Ehm apakah memang watak sekelompok manusia memang seperti itu ya, tidak senang melihat orang hidup tenang. Kalaupun iri itu masih wajar. Tapi kalau sampai membuat hidup orang benar-benar hancur sepertinya ada yang bermasalah dalam dirinya.
Episode ini membuatku merenung usai menyaksikannya.
Gambar dari Netflix
Dewipuspasari's Weblog 