Penyembuh

Hanya aku dan kucingku yang bisa melakukan proyek ini?” Aku menggaruk-garuk kepalaku, masih bingung dengan segala hal yang disampaikan seorang ibu yang memiliki aura berwibawa.
“Ya, kau. Aku belum menemukan lagi penjaga bumi yang juga penjaga gerbang batas dua dunia. Kamu mungkin dilahirkan untuk tugas ini!” Kata si ibu dengan tegas yang membuat kepalaku tiba-tiba makin pening.
“Eh apalagi itu?” Celetukku yang mengundang tatapan gusar dari si ibu.
Tiba-tiba ada notifikasi kencang dari ponselku. Duuh malu dan kagetnya. Aku yakin ponselku selalu dalam keadaan senyap. Apa kucingku si Cindil memainkan hapeku lagi ya?! Ia sudah ketahuan beberapa kali menekan-nekan sesuatu di hapeku.
Wah gara-gara notif hape ini aku jadi tak sadar si ibu telah pergi. Belum minta nomor hapenya lagi. Payah. Aku bingung dengan penjelasannya tadi. Apa aku pura-pura tak tahu saja ya?! Pura-pura tak pernah dengar hehehe.
Pulang ah. Mampir beli es krim ketan hitam dan kacang hijau.
Anehnya sambil menikmati es krim, aku jadi mengunyah perlahan-lahan penjelasan si ibu. Memang sih aku lahir tengah malam dan terbiasa dapat gangguan supranatural. Namun, aku tak bisa berkomunikasi dengan mereka. Eh aslinya nggak mau sih berhubungan dengan bangsa dari negeri selain manusia
Penjaga bumi? Apa ya maksudnya. Mengapa ya tidak dijelaskan pelan-pelan. Termasuk caranya. Ini kan jadi kayak teka-teki. Aku disuruh kerja sendiri lagi.
Waktu kecil aku senang sekali membaca buku-buku dongeng tentang bangsa peri dan makhluk fantasi. Ada peri hutan, jembalang, kurcaci, faun, unicorn, ruh dan spirit, juga makhluk fantasi lainnya. Mereka nampak misterius dan menakjubkan.
Sayangnya ketika karakternya diubah ala nusantara kok malah kesannya menakutkan ya. Tokoh-tokoh supranatural seram-seram. Tak ada makhluk cantik seukuran kupu-kupu yang baik hati. Apa sebenarnya mereka ada tapi tak menampakkan diri ke manusia?
Apa aku bisa memanggil dan berkomunikasi dengan mereka?
Namun bagaimana jika yang datang itu peri dari bangsa jin yang menyeramkan? Lalu nggak mau pulang lagi hiih.
Aku mengurungkan niatku. Aku masih tak paham maksud dari penjaga bumi dengan memanfaatkan kemampuanku menjadi penjaga gerbang dua dunia.
Dulu..
Dulu sekali..
Aku pernah melihat nenek duduk di depan pepohonan di kebunnya
Ia berdoa. Ia membaca mantra yang seperti doa.
Ia gerak-gerakkan tangannya.
Aku mendengar sedikit. Ada kata bumi, alam, lestari.
Apa nenek sedang berdoa untuk kesejahteraan dan kelestarian alam saat itu?
Dalam buku dongeng yang pernah kubaca sekelompok anak kecil berdoa untuk hutan kecil di kota mereka yang terbakar. Setiap hari para anak kecil itu berdoa agar hewan yang tewas, tanaman yang mati dan porak-poranda dapat tenang di alam sana. Mereka juga berdoa agar hutan itu bisa segera pulih dan sembuh.
Hei siapa yang mengajari anak-anak itu? Apakah doa bersama bisa jadi energi dan kemudian menjadi bola energi yang bisa mewujud?
Orang dewasa yang berbudi mulai merapikan dan menanami kembali hutan. Satwa yang terluka dirawat, yang meninggal dimakamkan dengan layak. Sementara si anak-anak yang entah dari mana itu melakukan ritual dan doa agar hutan itu segera sembuh
Apa maksud si ibu itu ia memintaku melakukan doa seperti ini? Dengan mengajak berkomunikasi ruh hutan dan tempat-tempat lainnya yang ingin disembuhkan?
Astaga. Itu berat dan kayaknya seram. Lagipula apa fungsi kucingku? Mereka menemaniku yang penakut itu ya?
Kucingku ada sembilan sekarang. Yang paling pemberani ada si Sam. Yang paling penakut kayak aku ada si Ipik-ipik alias Nero Manis. Lalu mereka kusuruh apa ya?
Lagi-lagi aku teringat dongeng dan mistis dari negeri Timur Jauh. Konon di Mesir, kucing menjadi semacam penjaga gerbang dimensi manusia dan ruh halus. Ia bisa masuk di dunia tersebut. Ia juga bisa membawa pesan dari dua dunia.
Apa itu maksud sang ibu. Ia menunjukku karena aku tahu dongeng-dongeng itu. Dongeng tentang penjaga bumi. Dongeng tentang penyembuh alam. Juga tentang dongeng mereka yang bisa berjalan di dua alam dan dongeng tentang penjaga gerbang.
Sayangnya si ibu salah tentang aku. Aku hanya pernah membaca dongeng tersebut. Aku tak punya kemampuan untuk itu.
Jikapun ada manusia yang memiliki misi jiwa itu, maka perlu ada sekian ribu manusia untuk mengemban misi ini. Tak bisa satu dua saja. Oleh karena bumi Nusantara sudah makin rusak. Perlu banyak penyembuh. Banyak satwa yang tewas terbakar dengan menyedihkan. Berapa banyak tanaman terpanggang sia-sia. Banyak anak satwa yang terpisah dari induknya dan kemudian binasa.
Aku masih tak tahu caranya. Aku akan coba cari tahu sambil berharap si ibu datang kembali.
Penyembuh? Penjaga bumi? Penjaga gerbang dua dunia? Sosok yang bisa berjalan di dunia? Wah itu semua bisa jadi karakter ceritaku berikutnya. Sayangnya ini bukan sekedar cerita.
Gambar oleh Robert Balog dari Pixabay
