Jakarta Hujan dan Satria Mandala

Awan hitam menggelayuti kawasan Jakarta sejak siang. Ketika motor yang kutumpangi memasuki kawasan Jakarta Selatan, awan hitam telah berkawan dengan gerimis yang makin menderas. Setiba di Museum Satria Mandala sepatuku pun telah basah.

Sudah lama aku tak singgah ke museum Satria Mandala. Ada bagian-bagian yang membuatku tidak mengenalinya. Kompleks museum ini begitu luas. Bangunan utama museum sedang diperbaiki sehingga harus lewat pintu lainnya. Tiket masuknya Rp5 ribu rupiah saja.

Museum Satria Mandala adalah salah satu museum di bawah pusat sejarah TNI. Ada banyak cerita di dalamnya, tentang koleksi alutsista dan lainnya.

Oleh karena sepatuku basah, setelah pertemuan, aku hanya melihat-lihat koleksi di depan. Aku takut pilek dan lainnya, sehingga bergegas untuk pulang. Apalagi langit sepertinya tak kunjung kembali cerah.

Melihat replika KRI Matjan Tutul buatan tahun 1957 aku pun terkagum. Meski kapal ini sudah berusia lebih dari setengah abad, masih nampak tangguh. Kapal ini pernah terlibat dalam operasi pembebasan Irian Barat tahun 1960-an itu.

Kemudian ada Meriam 25 PDR/88 MM yang juga digunakan dalam berbagai operasi. Meriam ini pernah digunakan untuk perjuangan melawan Sekutu, juga melawan berbagai pemberontakan dan separatisme tahun 1950-an.

Sayangnya karena cuaca yang kurang bersahabat dan sepatu yang basah, aku jadi batal berkeliling dan melakukan observasi seperti biasanya. Aku harus segera pulang, mencopot sepatu dan kaus kaki basah lalu minum sesuatu yang hangat.

~ oleh dewipuspasari pada Agustus 11, 2025.

Tinggalkan komentar