Romeriá: Hangat, Haru, dan Manis

Seorang gadis muda bernama Marina (Llúcia Garcia) memutuskan mengunjungi keluarga ayah kandungnya yang selama ini tak pernah ia kenal. Ia harus mendapatkan status anak demi mendapatkan beasiswa kuliah film. Setiba di sana ia mengalami suasana hati yang kompleks karena banyak hal yang tak diketahuinya tentang orang tua kandungnya selama ini. Itulah yang disampaikan dalam film berjudul Romeriá yang tayang di Jakarta World Cinema.
Adalah Lois (Tristán Ulloa), pamannya yang menyambutnya dengan ramah bersama keluarganya. Ia memiliki tiga anak laki-laki. Salah satunya Nuno (Mitch Martín) yang sebaya dengannya. Ia berjanji untuk membantu Marina mengurus akta kelahirannya ke notaris.
Selama beberapa hari, Marina diajak berkenalan dengan keluarga ayah kandungnya. Ia juga mencoba menggali cerita orang tua kandungnya dengan membaca buku harian ibu kandungnya. Ia terkejut ketika mendapati banyak hal yang berbeda dengan informasi yang ia dapatkan dari ibu kandung dan ibu angkatnya.
Tantangan paling berat ketika berjumpa dengan kakek neneknya. Sebenarnya apa rahasia yang disembunyikan keluarga ayahnya?

Wah Kenapa Filmnya Dapat Rating 21+?
Ketika masuk ke dalam studio aku baru ngeh kalau film Romeriá itu memiliki rating usia 21 tahun ke atas. Wah perlakuannya berbeda ketika aku hendaklah menyaksikan film animasi Allah is not Obliged. Di situ aku harus menunjukkan KTP dulu dan mengisi daftar hadir lengkap dengan tanda tangan. Nah, pas hendak masuk ke studio Romeriá, tidak ada ketentuan tersebut. Langsung masuk saja. Aku menebak karena judul film animasi itu provokatif untuk diputar di Indonesia.

Spoiler Alert!
Rupanya sesuatu yang membuat film Romeriá mendapat stempel rating usia dewasa karena ada adegan polos alias tidak mengenakan baju. Dan di festival film memang tidak diwajibkan disensor kecuali memang ada permintaan. Hal ini dikarenakan penontonnya terbatas. Baru apabila tayang di bioskop reguler, maka adegan tersebut bakal disensor.
Kemudian sesuatu misterius yang ditutup-tutupi itu rupanya narkoba. Kedua orang tua Marina ternyata kecanduan narkoba, terutama sang ayah. Ia mencobai berbagai jenis narkoba, hingga berujung hilangnya nyawanya. Bagi sang kakek nenek itu adalah kesia-siaan dan merupakan aib keluarga.

Visual yang Memikat dan Cerita yang Hangat
Romeriá merupakan drama keluarga yang hangat dan manis. Penonton seperti diajak berlibur menyusuri kepulauan dan berperahu, kemudian asyik melamun menikmati panorama.
Linimasa film ini sering tak linier, bercampur dengan garis waktu seperti yang dikisahkan sang ibu lewat diary-nya, yakni dimulai tahun 1983, atau ke garis waktu Marina alias masa kini. Cerita sang ibu juga kadang disampaikan lewat sosok Marina sehingga penonton harus jeli membedakannya.
Konflik keluarganya dimunculkan dengan natural. Misteri masa lalu sang ayah coba disingkap perlahan-lahan, seperti menyatukan kepingan puzzle.

Romeriá merupakan drama keluarga yang hangat dan manis. Penonton diajak berlibur menikmati panorama laut dengan kapal yang dikemudikan sendiri, sembari menyatukan kepingan puzzle untuk menyingkap misteri masa lalu sang ayah.
Gambar dari filmaffinity
