Mencobai Naik MRT Jakarta

MRT Jakarta

Rumahku agak jauh dari stasiun, baik stasiun KRL, MRT, maupun LRT. Yang paling dekat sih LRT jadi belakangan ini aku paling suka naik LRT apabila ke daerah pusat seperti Grand Indonesia. Namun, gara-gara ada berita penumpang LRT dievakuasi karena ada gangguan, aku jadi cemas. Kabar baiknya, aku jadi memberanikan diri untuk mencoba naik MRT. Hari itu adalah kali pertama aku naik MRT Jakarta.

Ada perasaan deg-degan meski aku juga pernah naik MRT di negara lain. Apakah sistemnya sama seperti naik transportasi umum lainnya? Aku bertanya dalam hati.

Sasaranku adalah MRT Fatmawati, yang paling dekat dengan rumah. Tujuannya saat itu adalah ke Stasiun Senayan yang paling dekat dengan FX Sudirman. Ya, ada undangan konpers JFF di sana.

Aku menargetkan sekitar 90 menit tiba. Aku naik ojol dulu ke Fatmawati dan ini ongkosnya lumayan besar dan durasinya sekitar 50 menit sendiri dalam kondisi jalan rame lancar.

Sebenarnya bisa sih naik angkot. Cuma harus naik 2-3 kali angkot baru bisa tiba di MRT Fatmawati dan ini menguras waktu sekali. Bisa dua jam lebih apabila naik full angkot ke sana.

Stasiun MRT Fatmawati

Nah setelah tiba di stasiun, aku mengikuti orang-orang. Ooh rupanya tas harus diperiksa dulu ketika masuk. Wah kalau lagi rame gimana ya?

Setelahnya prosesnya sama dengan baik KRL atau LRT. Tinggal scan kartu, pilih jalur, masuk kereta deh. Sederhana dan mudah.

Menuju stasiun Senayan hanya sekitar enam pemberhentian. Waktunya cepat hanya sekitar 14 menit. Biayanya seingatku Rp8 ribu. Masih wajar jika dibandingkan dengan LRT yang jam sibuk bisa Rp20 ribu sendiri, tapi jam lengang Rp10 ribu.

Dari stasiun cukup jalan kaki lima menitan menuju FX Sudirman. Praktis juga.

Naik ke atas keluar menuju Senayan

Sayangnya saat pulang, karena jam pulang kantor maka penuh sekali.

Lagi-lagi aku mengikuti orang-orang untuk masuk dan kemudian memilih jalur. Eh aku hampir salah jalur hehehe.

Karena jam pulang kantor, maka aku pun berdiri. Tidak apa-apalah hanya 14 menitan.

Oh iya stasiun kereta Senayan di bawah tanah. Jadi terlihat proses kereta dari bawah tanah menuju ke atas.

Aku turun di Stasiun Fatmawati lagi. Eh di sini aku apes. Hujan turun lagi. Begitu deras dan lama.

Aku pesan ojol tak ada yang mengambil. Beberapa kali dapat pun dibatalkan.

Hujan di luar

Setelah sejam lebih, akhirnya ada yang mengambil. Duh sudah deg-degan karena baterai hape sudah sekarat. Ketika sudah hampir bertemu ojol juga ada drama. Aplikasi bermasalah karena hape kena hujan. Syukurlah akhirnya bertemu juga.

Jalanan hujan. Air menggenang dan kondisi lalu lintas macet parah. Sebuah keberuntungan aku bisa sampai rumah 90 menitan. Aku pun mampir ke warung bubur dulu membeli bubur ayam dan bubur kacang ijo.

Duh laparnya. Hujan di Jakarta saat jam pulang kantor memang menguatirkan. Namun, setidaknya aku jadi punya pengalaman naik MRT Jakarta.

Asyik akhirnya aku sudah mencobai semua kereta di Jakarta baik kereta KRL, LRT, kereta bandara, sampai MRT. Lain waktu aku akan coba naik kereta ke tujuan yang belum pernah kudatangi dan eksplor daerah sekitarnya.

Lain waktu coba lagi ah naik MRT atau plesiran naik transport umum yang belum pernah kucobai.

~ oleh dewipuspasari pada November 3, 2025.

Tinggalkan komentar