Jelajah Derawan: Dari Hiu Hingga Kawanan Perompak

Seraya menunggu teman-teman yang lagi diving, kami bertiga memutuskan untuk menjelajah pulau. Saya penasaran bagaimana isi pulau ini, moga-moga tidak ada monyet hehehe. Rupanya ada beberapa kejutan. Ada kantor polisi yang melompong, kerangka hiu, dan kawanan perompak. Tidak jauh dari penginapan ternyata ada jembatan mungil yang cantik. Setelah foto-foto kami bertemu dengan Pak Krusman, yang ternyata seharusnya menjadi juru mudi boat. Ia lalu mengajak kami mengelilingi pulau yang tentu saja ajakannya tidak kami tampik.

Ia dengan bersemangat bercerita bahwa bulan lalu ada hiu yang terdampar. Kerangka hiu itu lalu dikeringkan sebelum dibawa ke museum. Ia lalu mengajak kami untuk menengok kerangka hiu tersebut. Wow ternyata memang cukup panjang dan besar, ada lebih dari dua meter panjangnya.

Tengok kanan dari tempat kerangka hiu berada, orangnya nampak tidak ramah. Ada botol-botol minuman keras berserakan. Setelah beranjak dari tempat tersebut Pak Krusman bercerita gerombolan tadi adalah perompak…lho..lho..memangnya ada kejadian seperti itu di sini? Jangan salah, lanjutnya, mereka suka menyerang boat yang mogok atau tatkala arus sedang deras-derasnya. Wow…seram.

Lanjut dari gerombolan perompak kami menemukan tempat pelelangan ikan yang ternyata sudah tidak dipakai. Para nelayan sekarang lebih suka menjajakan langsung tangkapannya ke restoran, penginapan, dan warga sekitar. Lebih praktis.

Kami lalu melanjutkan perjalanan dan menemui makam-makam yang dikeramatkan. Menurut Pak Krusman, makam itu makam bangsawan meski ia juga tidak mengetahui dari kerajaan mana bangsawan itu berasal. Di sana juga ada patung kuda sehingga tempat tersebut dijuluki makam patung kuda.

Lalu kami menemui PLN bertenaga surya yang suasananya senyap. Juga kantor polisi yang pos penjagaannya melompong. Kata Pak Krusman, mereka sepi karena ada pejabat yang datang ke resepsi pernikahan hari ini. Wah kok sampai kosong sama sekali ya, jadi Derawan aman dong meski ada kawanan perompak.

Sampailah kami di pantai. Pantainya lumayan bagus. Namun, hawa yang sangat terik membuat kami enggan untuk berenang. Panas banget. Setelah mengitari pantai sampailah kami di pantai tempat kami menunggui penyu malam sebelumnya. Tak jauh ada lapangan voli yang dulu digunakan untuk PON. Kemudian kami melihat dermaga yang kami gunakan untuk berfoto-foto jelang matahari terbit. Lalu tibalah kami di penginapan. Tidak sampai dua jam kami telah mengitari pulau.

~ oleh dewipuspasari pada Juli 25, 2011.

Tinggalkan komentar