Jenguk Monyet Belanda

Monyet  Belanda? Yup, nama lain dari Bekantan. Monyet berhidung panjang yang populasinya semakin menipis. Di Tarakan, keberadaan mereka dilindungi. Kini jumlah mereka telah berlipat, dari enam ekor menjadi 21. Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan diresmikan 5 Juni 2003 oleh Walikota H Jusuf, penghuninya selain bekantan yakni kera, elang, dan kepiting warna-warni. Lucu-lucu kepitingnya, ada yang merah, jingga, dan biru. Ketika saya tanyakan ke petugas, ternyata warnanya asli, tidak diwarnai.Yang memprihatinkan kondisi elang. Kandangnya terlalu kecil, kasihan.

Keduapuluh satu ekor bekantan terdiri dari dua jantan, lima betina, yang lainnya belum terdeteksi kelaminnya karena sulit mendekati mereka. Petugas biasanya menyediakan pisang untuk mereka. Selain pisang, mereka gemar makan kepiting. Usia mereka ternyata bisa mencapai 16 tahun dan waktu kehamilan rata-rata enam bulan.

Untuk mengintip bekantan, tiket masuknya murah. Tigaribu bagi dewasa dan duaribu untuk anak-anak. Lumayan, sambil menghirup udara sega juga menambah pengetahuan. Oh ya lokasinya tepat di tengah kota Tarakan, manjur sebagai paru-paru kota.

 

 

 

~ oleh dewipuspasari pada Juli 28, 2011.

Tinggalkan komentar