Terkenang Ospek ITS Dulu yang Angker

Apa sih masa kuliah S1 yang paling berkesan? Ehm apa ya. Selain merasakan pengalaman mengekos di luar kota, yang terkenang mendalam adalah pengkaderannya alias ospek. Wah jaman dulu ospek di ITS masih angker. Tapi sekarang jadinya malah berkesan. Ketika bertemu dengan kawan sesama ITS yang jadi bahan obrolan adalah ospeknya.

Dulu aku hanya tahu nama ITS tapi aku tak tahu dimana letak kampus itu juga kulturnya. Kedua kakakku sama-sama di Universitas Brawijaya Malang.

Ketika akhirnya kuliah di sana kami langung disambut ‘hangat’ oleh para senior. Kami langsung diplonco. Diminta harus segera kenal dengan kawan-kawan satu angkatan. Dan kemudian dalam waktu beberapa menit kami dites berapa banyak yang kami kenal.

Waktu itu jumlah satu angkatan di ITS Teknik Informatika angkatanku sekitar 103 orang. Kemudian dalam perjalanan menyusut sehingga berkisar 90-an. Kami harus kenal semuanya dan itu tantangannya.

Ada tiga lapis pengkaderan yang kami cicipi. Pengkaderan tingkat universitas yang disebut Bakti Kampus. Kemudian ada pengkaderan tingkat fakultas, aku lupa namanya sepertinya Pesona FTI. Dan yang terakhir pengkaderan tingkat jurusan.

Yang paling lama adalah pengkaderan tingkat jurusan. Dulu satu semester penuh plus tambahan beberapa minggu semester kedua. Pesona FTI hanya satu hari dan Bakti Kampus sekitar tiga hari.

Nah untuk Bakti Kampus kami digabung dengan jurusan berbeda. Aku lupa jumlah gugusnya. Aku bergabung dengan Gugus Lima. Waktu itu ada banyak tugas sebelum persiapan pengkaderan. Oh iya kami juga ada sesi pengenalan kampus dengan belajar lagu Mars ITS dan pengenalan organ-organ kampus juga unit kegiatan mahasiswa yang ada di kampus.

Bakti Kampus meski hanya tiga hari itu sangat melelahkan. Kami kumpul mulai jam enam pagi hingga pulang selepas Maghrib. Kami lebih sering dijemur di bawah sinar matahari Surabaya yang terik. Lalu dapat hukuman fisik seperti push up dan lain-lain. Memang ada sih materi organisasi dan lain-lain tapi sedikit.

Namun karena adanya penderitaan bersama itu kami jadi kenal dengan teman satu sama lain. Selepas pengkaderan kami jadi punya teman tiap jurusan dan punya kenangan. Itulah enaknya.

Dulu Teknik Informatika bernaung di bawah Fakultas Teknologi Industri tapi kemudian menjadi satu fakultas bernama Fakultas Teknologi Informasi dengan jurusan Teknik Informatika dan Sistem Informasi.

Pengkaderan di tingkat fakultas menyenangkan. Lebih banyak materi daripada hukuman fisik.

Nah yang paling angker adalah ospek jurusan. Kami pernah diminta bikin rempeyek dengan bentuk huruf TC. Oh iya di sana Teknik Informatika lebih dikenal dengan nama TC alias Teknik Computer, sedangkan TI adalah Teknik Industri. Karena tak ada yang bikin rempeyek tersebut, otomatis kami semua langsung dihukum.

Ada juga cerita tentang kawan laki-laki yang diutus bawa susu sapi. Susu itu ternyata kemudian diminum oleh seluruh maba. Eh temanku bawanya susu mentah karena tak tahu hendak diapakan susunya. Alhasil kemudian sebagian besar peserta ospek pun mulas-mulas.

Yang tak enak di pengkaderan itu makannya dibatasi. Maksimal saat itu nilainya sekian dan waktu makannya pun dibatasi. Harus habis. Jika tidak habis maka harus dibantuin teman. Kemana-mana kami yang perempuan harus pakai rok panjang dan kartu nama berukuran besar, serta rambut dikuncir dua. Hahaha.

Sesi paling seram waktu sesi menginap di Coban sekitar empat hari tiga malam. Wah hukumannya ada saja. Kami makan juga seadanya dan susah untuk mandi. Aku hanya bisa sekali mandi dan setelahnya hanya cuci muka. Ketika sampai kosan, mukaku hitam karena kotoran debu.

Dibandingkan dengan jurusan Teknik Mesin, ospek di TC masih terbilang mending. Ada Maba dari Teknik Mesin yang dulu sampai dibawa ke rumah sakit. Oh iya dulu kawanku ada yang sempat trauma jika mendengar bunyi sirine. Ia ingat betapa dinginnya push up di dekat air terjun jika mendengar sirine. Jika ingat masa itu rasanya seram, tapi sekarang bisa jadi cerita.

Gambar: antara

~ oleh dewipuspasari pada Agustus 4, 2019.

Tinggalkan komentar