Overdosis Asap Rokok

Asap rokokSejak kecil aku tak suka asap rokok. Aku membenci aromanya dan sensasinya ke tenggorokan yang terasa membakar. Sayangnya ada kalanya aku sulit mengatakan aku membenci asap rokok karena aku berada di posisi minoritas saat itu.

Pengalaman tak menyenangkan asap rokok lebih sering kualami ketika naik kendaraan umum. Dulu aku sering pulang pergi dengan naik bus patas AC.. Entah kenapa pengemudinya beberapa kali merokok dengan AC yang menyala. Meski ia membuka jendela di sebelah tempat duduknya, asap rokok itu menyebar ke dalam bus.
Sungguh aku tersiksa apalagi jika lalu lintas begitu macet. Aku tak bisa berbuat apa-apa kecuali menghemat nafas. Rasanya saat itu aku ingin segera tiba dan terlepas dari cerita itu.

Pengalaman tak enak berulang kualami ketika naik angkot. Biasanya aku suka duduk di belakang pengemudi dan menghadap ke pintu keluar. Kabar buruk jika pengemudinya mulai merokok. Duh asapnya bisa mengenaiku.

Adakalanya aku protes dan berhasil jika ada penumpang lain mendukungku. Jika tak berhasil, aku terpaksa berpura-pura sedang tak enak badan atau sedang berbadan dua. Tapi tak selalu berhasil. Aku pernah diusir dan diturunkan karena aku protes pengemudi tersebut merokok. Gara-gara itu aku mulai was-was naik angkot. Jika jarak perjalanan pendek, aku lebih memilih untuk berjalan kaki. Masih mending naik TransJakarta atau KRL karena pengemudinya tak akan merokok.

Lagi-lagi pengalaman merokok tak menyenangkan kualami di jalan. Di lampu merah, tak sedikit pengendara kendaraan yang merokok. Asapnya bisa kena pengguna jalan lainnya. Beberapa kali aku terkukung oleh asap rokok pengendara motor dan pengemudi angkot. Ooh alangkah menderitanya. Oleh karena itu aku senang ada aturan melarang pengemudi merokok di jalan.

Baru-baru ini aku overdosis asap rokok. Pengalaman menyesakkan ini kualami ketika syuting film pendek. Para kru merokok terus, membuatku tak betah mendekati mereka dan mengawasi jalannya syuting selalu produser. Di hari pertama, ruangannya lumayan luas sehingga aku masih bisa mencari udara segar jika mulai eneq dengan aroma asap rokok. Tapi di hari ketiga aku terus-terusan bersama mereka. Meski sudah mengenakan masker, aroma itu masih menembus menyiksaku.

Aku overdosis asap rokok. Aku batuk-batuk dan ketika sampai di rumah dini hari aku mual dan muntah-muntah. Perasaanku benar-benar tak nyaman.

Kemarin aku datang ke Soundrenaline. Oleh karena sponsornya adalah rokok, aku menjumpai di mana-mana ada saja penonton yang merokok. Ada juga yang merokok sambil minum bir. Ah aku tak paham kenapa tak bisa menonton konser saja tanpa merokok dan atau mengonsumsi minuman keras? Bukannya penontom bisa agresif jika menonton sambil meminum minuman beralkohol?

Aku terjebak oleh asap rokok. Akhirnya aku putuskan menjauh. Aku sedih mengapa sulit sekali terbebas dari asap rokok di negeri ini. Ketika berlibur naik gunung atau main ke pantai, eh ada saja wisatawan yang juga merokok. Mau menikmati hawa segar rasanya mahal di negeri ini.

Aku overdosis asap rokok seminggu ini. Aku perlu detoks udara bersih. Sayangnya polisi di Jakarta makin menjadi-jadi juga.

Gambar dari pixabay

~ oleh dewipuspasari pada September 3, 2023.

2 Tanggapan to “Overdosis Asap Rokok”

  1. Asap rokok memang menyebalkan! Kalau boleh saran, coba minum susu putih setelah terpapar asap rokok, Mbak. Lebih bagus lagi kalau yang logonya beruang itu hehehe… #bukaniklan 😉 Susu dapat menetralisir gas kotor yang masuk ke paru-paru. Selamat mencoba, Mbak Puspa🤗

Tinggalkan komentar