The Nun II, Jalan Cerita Mulai Dipaksakan Tapi Masih Menarik Disimak

Empat tahun pasca kejadian menyeramkan yang diakibatkan Valak di sebuah biara di Rumania, Valak kembali menyebarkan teror. Sister Irene (Taissa Farmiga) kembali ditugaskan Vatikan untuk menyelidiki penyebab meninggalnya banyak pastor dan suster. Itulah premis dari sekuel The Nun alias The Nun II.
Awal film horor ini ditampilkan ala-ala adegan film noir dengan seorang anak yang melayani gereja menjadi saksi mata adanya iblis yang bisa masuk ke gereja tersebut. Pastor gereja tersebut terbakar, membuat masyarakat menganggap gereja tersebut terkutuk.
Di tempat lain Sistem Irene sudah merasa nyaman dengan kehidupan barunya. Hingga ia mendapat visi, Frenchie (Jonas Bloquet) minta tolong kepadanya untuk diselamatkan. Sementara itu terjadi rangkaian gangguan supranatural di sebuah sekolah asrama dengan Kate (Anna Popplewell) sebagai salah satu gurunya. Di sana Frenchie bertugas sebagai pekerja di sekolah asrama tersebut
Jalan Cerita Mulai Dipaksakan
Film horor semesta Conjuring sangat populer. Tak terkecuali The Nun II ini. Penonton bioskop penuh dan bioskop memutar banyak pertunjukan dalam sehari. Ya, bioskop sedang dikuasai Valak.
Meski filmnya begitu populer, sayangnya jalan ceritanya terasa begitu dipaksakan. Ada beberapa hal yang terasa kurang konsisten antara film ini dengan penutup film The Nun dan film Conjuring 2.
Dari segi cerita, kilasan-kilasan adegan yang silih berganti di beberapa tempat memang menarik. Aku menyukai visual dan grading dalam film ini yang seperti film noir dan menyimpan misteri. Ada beberapa kepingan puzzle yang tersebar di beberapa adegan lalu menunggu untuk disatukan. Sayangnya ada beberapa kepingan adegan yang rasanya tak perlu, seperti hanya digunakan sebagai pengisi agar teror si hantunya semakin banyak.

Keseramaan dalam film ini sendiri dibangun dengan banyaknya jumpscare. Oleh karena pola jumpscare-nya mirip-mirip dengan film-film semesta Conjuring lainnya, maka kemunculan sosok mengerikannya sering bisa ditebak. Bahkan ada beberapa penonton yang menghitung waktu kemunculan si demon, satu, dua, tiga demon muncul. Agak disayangkan sosok seramnya rajin nampang, sehingga sensasi horornya berkurang.
Pada The Nun II, produsernya masih sama dengan film pertama, yaitu di tangan Peter Safran dan James Wan. Sementara cerita film tak lagi berdasarkan ide James Wan dan Gary Dauberman, melainkan Akela Cooper yang sebelumnya sukses dengan Malignant dan M3GAN. Posisi sutradara berpindah dari Corin Hardy ke Michael Caves yang sebelumnya menangani The Curse of La Llorona dan The Conjuring: The Devil Made Me Do It.
Sisi plus dari film ini, teror di bagian terakhir terasa epik dan diselesaikan dengan memuaskan. Visual film ini juga mengesankan. Adegan yang epik menurutku ketika Irene melihat berbagai koran-koran yang berubah-ubah bentuk lalu menjadi sosok Valak. Ini mengagumkan. Bagi yang kangen dengan sosok Susan Narnia, ada Anna Popplewell yang telah tumbuh jadi perempuan dewasa dan berperan sebagai ibu Sophie di sini.
Oh iya ada after credit scene. Jadi setelah film berakhir, jangan langsung keluar studio.

Horor rasa noir ternyata memiliki nuansa yang berbeda dengan horor pada umumnya. Meski cerita mulai dipaksakan, film The Nun II ini masih menarik disimak. Skor: 6.5/10
Gambar: IMDb
