Dewipuspasari's Weblog

Semakin menua, aku makin mudah berempati. Ketika melihat film tentang satwa yang menderita, aku langsung sedih. Karena itu aku tak begitu suka nonton film tentang satwa di bioskop, bisa-bisa aku tak bisa menahan tangis.

Ketika melihat berita banyak satwa kebun binatang di Medan, aku langsung mulas dan tak tenang. Duh, mereka sudah menderita sejak lama. Sudah hidup di tempat sempit bertahun-tahun, lalu dibiarkan kelaparan dan tak bisa melakukan apa-apa untuk mendapatkan makanan.

Duh jahat sekali. Andaikata kita diperlakukan seperti itu, posisi dibalik, kita yang masuk ke kebun manusia dan satwa yang jadi pengawas, apa mau diperlakukan sedemikian kejam?

Ada banyak ulah manusia yang begitu kejam kepada alam, flora, dan fauna. Penebangan hutan sekian hektar demi penambangan atau perkebunan sawit juga sangatlah kejam. Coba dipertimbangkan baik buruknya, siapa saja yang diuntungkan, dan bagaimana masa depan masyarakat yang dirugikan?

Itu sangat kejam. Manusia yang sudah terbiasa hidup harmonis dengan alam dan mendapatkan sumber daya dari alam hanya mendapatkan getah negatifnya. Alam rusak, mata pencaharian mereka hilang, dan nantinya akan berdampak ke kesehatan dan lainnya.

Mengapa sebagian manusia seperti tidak rela berbagi tempat dengan makhluk hidup lainnya? Tanaman dan hewan juga perlu habitat.

Mengapa ada saja manusia yang tidak suka melihat para satwa hidup tentram dan bahagia? Mungkin mereka memang kejam sejak dulunya. Mereka tak punya hati ke kucing jalanan, anjing, burung-burung, dan satwa lainnya. Kekayaan hanya melipatgandakan kekejaman mereka.

Kucingku Singka mulai tadi sore harus opname. Ia diare dan mulai dehidrasi. Mohon doanya kawan-kawan. Aku berharap sekali Singka bisa hidup sehat dan berbahagia hingga masa tuanya. Semoga terkabul… amiiin.

~ oleh dewipuspasari pada Februari 9, 2024.

Ditulis dalam Diary Istri Upik
Tag: Biarkan satwa bahagia, Satwa punya kenangan indah, singka