Hai Nero!

Neroku berlari kencang menyambutku
Ia hampir menubrukku
Lagi dengan semangat ia menuju pintu
Sementara aku masih terantuk-antuk
Neroku sudah menungguku
Ia sabar berjam-jam menantiku
Ia sudah lapar, aku tahu
Kasihan, ia mungkin nyeri perut
Kubuka pintu
Ia menghambur
Aku membuka wadah biru
Ia pun melahapnya dengan rakus
Si Nero belum puas
Ia ingin ikan segar
Aku membuka kulkas
Hanya ada ikan pindang
Si Nero melalap ikan pindang
Tersisa hanya tulang
Ia kembali mengunyah
Makanan di wadah
Neroku udah kenyang
Kini matanya berat
Ia pun terlelap
dan bermimpi indah

