Pagi Hari dan Seekor Anak Kucing di Loteng

Aku mendengar suara anak kucing ketika aku menapaki anak tangga. Di mana ada anak kucing lagi? Sementara aku sedang mengajak anak si Mungil, Kidut Junior mengenal dunia. Kubuka tingkap. Hawa segar pun menyapa. Si Kidut nampak gembira dan penasaran. Lalu kulihat mereka. Seekor induk kucing dan anaknya.

Induk kucing itu menatapku. Ekspresinya seperti memohon. Tolong jangan ganggu kami berdua. Ijinkan kami tinggal di sini. Aku mengangguk dan membiarkan si Kidut bermain-main sejenak, mengeksplorasi dunia baru yang dilihatnya.

Induk kucing itu tak asing bagiku. Ia masih saudara dengan Nero. Mungkin keponakannya. Ia lalu melahirkan beberapa bayi kucing. Di antaranya si Mungil Senior, Mungil Ponoc, dan si Kidut senior. Ia nenek dan ibu dari kucing-kucing di rumah. Aku tak memberinya nama. Kupanggil saja ia si induk.

Ia kucing betina yang galak dan rakus. Aku kurang menyukainya. Ia suka mencuri makanan. Tapi ia juga induk yang baik. Anak kucing-kucingnya disayanginya hingga cukup tangguh untuk kemudian dibiarkan hidup mandiri. Kulihat anak kucing barunya sudah lebih besar dari Kidut Junior, tapi masih tekun ia susui dan jilat-jilati.

Misteri pun terpecahkan. Aku tahu kucing itu lagi hamil beberapa waktu lalu. Kini aku tahu alasannya kenapa ia begitu mudah lapar dan begitu rakusnya.

Anak kucing itu sedikit mirip dengan Mungil Ponoc. Ekornya bundel. Lucu. Warnanya seperti Kidut Junior, ada hitam, kelabu, putih, dan jingga kecokelatan. Tapi bulunya pendek. Ia nampak lincah dan kuat. Ia melihatku sembunyi-sembunyi. Ia nampak penasaran tapi sekaligus juga takut. Ia melihatlu dari balik tumpukan kayu yang ada di loteng yang masih hanya berupa dak.

Selamat datang anak kucing di lingkungan rumahku.

Setelah si Kidut puas bereksplorasi aku pun menyiapkan sarapan. Si Kidut Junior mulai belajar makan. Ia baru bisa makan makanan yang basah dan halus seperti bubur bayi. Aku sarapan roti bakar yang kubuat seadanya. Hahaha bentuknya tak menarik. Tak apalah. Isinya misis cokelat dan keju. Sebagai temannya kopi rempah-rempah dari Ternate.

Sebentar lagi aku mencuci pakaian dengan tangan dan menjemurnya, juga membuat makan siang untuk kubawa sebagai bekal. Pekerjaan rutin yang lama-kelamaan tak jadi beban.

Selamat pagi teman-teman. Selamat beraktivitas.

~ oleh dewipuspasari pada Januari 22, 2020.

2 Tanggapan to “Pagi Hari dan Seekor Anak Kucing di Loteng”

  1. salam kenal si kidut junior..

Tinggalkan Balasan ke dewipuspasari Batalkan balasan