Gagal Multitasking

Hasil semalam begadang, konsentrasiku mudah pecah. Biasanya aku percaya dan bangga dengan kemampuan multitasking. Tapi kali ini kemampuan itu gagal membantuku. Aku mudah sekali terdistraksi hari ini. Sepertinya aku perlu meditasi.

Seorang kawan berkata multitasking itu buruk. Ia hanya membuat semacam ilusi aku sibuk dan bisa melakukan semuanya. Ia mengatakan bahwa setiap manusia perlu fokus dalam melakukan sesuatu. Jika pikiran terus terbelah maka ia akan kesulitan untuk terus melakukan perpindahan satu fokus ke fokus lainnya. Selain melelahkan, sebenarnya multitasking itu malah merugikan.

Entahlah. Yang berpendapat tersebut adalah pria. Ia belum pernah berada di posisi perempuan, yang kadang-kadang atau sering di situasi ia memasak, ia juga mencuci piring atau baju. Kemudian ada telpon berdering. Sebenarnya melakukan sesuatu bergantian memang lebih enak tapi waktu kadang membatasinya.

Biasanya aku mampu multitasking. Tapi kali ini aku sepertinya kelebihan banyak hal. Mungkin kali ini aku perlu menjadi seorang pria, melakukan sesuatu secara satu-persatu. Jangan kuatir rumah kotor karena itu bisa dilakukan nanti. Yang penting satu pekerjaan selesai dulu. Lalu istirahat sejenak untuk memberikan waktu bagi tubuh untuk rehat dan mengisi energi.

Hari ini masih ada pekerjaan hingga pukul 22.00. Tapi aku enggan untuk begadang.

~ oleh dewipuspasari pada Mei 14, 2020.

2 Tanggapan to “Gagal Multitasking”

  1. Seingatku, apa aku pernah multitasking ngga ya? Sepertinya ngga mbak Dewi, karena aku ngga bisa ๐Ÿ˜‚ karena multitasking semakin memakan banyak waktu. Aku orangnya juga gampang banget terdistraksi, misal lagi fokus di meja kerja tapi tiba-tiba mau jalan buat ambil hal yg ga penting. Semacam terhipnotis ๐Ÿ˜‚ tapi kalau sudah bikin perjanjian di awal sama diri sendiri ‘fokus jangan kedistrak’ akhirnya fokus. Kayak kebut skripsi wqwq semalam suntuk pun kukerjakan sampe makanpun, nanti ajalah.

Tinggalkan Balasan ke dewipuspasari Batalkan balasan