“Blackpink: Light Up The Sky” Sisi Lain dari Personel Blackpink
“We all have dreams hunger to make it
when you’re really invested in what you do
that’s what makes things happen” – Rose
Menjadi bintang terkenal KPop adalah impian sebagian banyak remaja perempuan. Di balik kecantikan dan kesan glamour yang melekat, mereka melalui serangkaian kerja keras seperti yang dialami Lisa dkk. Kisah mereka selama memersiapkan debut dan sisa lain mereka diungkap dalam film dokumenter Netflix yang bertajuk “Blackpink: Light Up The Sky”.
Sebelum menjadi grup KPop, para remaja mengikuti audisi. Jika lolos maka mereka kemudian mengikuti training. Masa training ini tidak tentu, bisa hanya sekian bulan lalu bisa debut, ada pula yang bertahun-tahun hingga satu dekade. Tak sedikit pula yang gagal debut.
Training ini sungguh keras dan melelahkan. Mereka utamanya dilatih vokal dan menari baik secara solo maupun dalam bentuk grup. Tapi juga ada latihan lainnya. Anggota Blackpink rata-rata mengikuti training 4-6 tahun sebelum kemudian melakukan debut pada Agustus 2016.
Jennie, Jisoo, Lisa, dan Rose lalu menceritakan masa kecil mereka, alasan mereka tertarik ikut audisi, dan sisi unik dari mereka. Jennie merasa tubuhnya mudah lelah. Setiap usai konser dan tur ia ingin memanjakan tubuhnya. Jisoo menganggap ia beruntung sempat menikmati masa SMA sebelum bergabung dengan YG Entertainment.
Sedangkan Rose rupanya pandai memainkan berbagai alat musik. Ia pandai memainkan piano dan gitar. Suaranya juga indah. Untuk Lisa tak salah jika ia penari utama. Sejak kecil ia gemar menari dan sering ikut kejuaraan menari. Di awal-awal kepindahannya ke Korea ia merasa berat karena tak bisa sama sekali berbahasa Korea.
Dalam film berdurasi satu jam 19 menit ini penonton diajak makin mengenal sosok Blackpink, personanya di balik panggung, aksi mereka saat konser, dan juga masa-masa memersiapkan debut. Dalan film dokumenter yang dibesut oleh Carolina Suh ini penonton juga bisa melihat aksi Jisoo dkk waktu masih kecil dan remaja.
Aku sendiri tak banyak tahu tentang Blackpink. Lagu yang kutahu selain “Ddu-Du-Ddu-Du”, hanya dua lagu barunya “Sour Candy” yang berkolaborasi dengan Lady Gaga dan “Ice Cream” kolaborasinya dengan Selena Gomez.
Menurutku Blackpink tak seperti grup KPop pada umumnya. Tiap personelnya mudah dikenali karena hanya berempat. Wajah dan penampilan mereka juga khas, tak nampak seragam. Aksi tarian mereka juga menarik dan terasa energinya. Grup mereka baru berusia empat tahun tapi sudah melakukan tur dunia hingga ke Eropa dan Amerika Serikat. Bahkan ikut tampil di Coachella. Luar biasa.
Video klip mereka juga digarap dengan apik, koreografi tarian dan kostum mereka enak dinikmati. Tak heran bila video klip mereka selalu banyak ditonton, bahkan ada dua video musik yang sudah ditonton lebih dari 1 miliar kali. Wow.
Film ini menggunakan banyak flashback. Tiap-tiap personel mendapatkan porsi yang cukup untuk penggalian karakternya. Selain Blackpink, ada produser rekaman dan rapper Teddy Park sebagai narasumber dalam film ini. Wah para Blinks pasti senang dengan video dokumenter ini. Oh iya film ini tayang mulai hari ini di Netflix.
Sumber gambar: Kompas, Mashable, Indiewire