Kultur Pekerjaan High Tech dalam Film “French Tech”

Film high tech
Film Prancis yang berjudul “French Tech” tak hanya kocak dan membuatku puas tertawa. Dalam film ini juga tampil beragam teknologi yang membuatku antusias apakah teknologi tersebut betulan ada atau baru di film.

Film ini mengisahkan seorang pria paruh baya yang memiliki istri yang bekerja di kapal selam. Alex, namanya. Ia selama ini menjadi bapak rumah tangga.

Ketika rekening banknya dibekukan dan ia ditinggal istrinya untuk melakukan misi selama dua bulan, maka ia tak mau harus mencari pekerjaan. Ia kemudian diterima bekerja di sebuah perusahaan startup yang melarang pegawainya memiliki anak.

Alex kemudian harus belajar menggunakan teknologi sambil sembunyi-sembunyi mengasuh anaknya, bekerja sama dengan kawan barunya, Arcimboldo, yang bekerja freelance dengan mengandalkan aplikasi pekerja freelance.

Dalam film ini selain penonton diajak tertawa melihat Alex kucing-kucingan merawat kedua anaknya, penonton juga diajak melihat teknologi yang digunakan dan kebiasaan bekerja yang unik di perusahaan start-up tersebut.

Dalam film tersebut, pekerja diperbolehkan menentukan besaran gaji dan target sendiri. Namun mereka harus siap sedia bekerja 24/7, e-conference mendadak, dan pertemuan di sebuah tempat makan pada malam hari secara mendadak. Ya intinya jam kerja mereka kacau, nampaknya santai tapi kacau.

Ada atasan perempuan di sini yang kemana-mana menggunakan mobil tanpa supir, alias semuanya dengan mesin. Ia tinggal menggunakan pengenalan wajah untuk membuka pintu, lalu mengeluarkan perintah dengan suara atau dengan cara tertentu.

Namun sayangnya mobilnya itu kadang-kadang ngambek, meluncur pergi sendiri jika tenaganya habis, dan tak mau bergerak jika sistem pengenalannya bermasalah. Alhasil ketika ngadat, mobil tanpa supir itu juga harus diperiksa manual dan biayanya sangat mahal jika dibandingkan mobil manual.

Lalu dalam film ini digagas games of drone hahaha meniru game of thrones. Yang berperang adalah sesama drone yang didandani dan dilengkapi kemampuan sedemikian rupa.

Si pemilik start up juga suka menggunakan semacam avatar yang merupakan perpaduan gawai video call dan drone, jadi ia juga bisa bergerak dan menari selama pertemuan dengan anak buahnya, sementara tubuh aslinya entah ada di mana. Pergerakannya dikendalikan secara remote olehnya seperti halnya drone.

Les 2 alfred
Dalam film ini antar barang dengan drone juga sudah jadi kebiasaan. Entah apakah memang sudah menjadi kebiasaan atau hanya muncul di film.

Tapi terlalu high tech menurutku seram juga ya. Film ini tayang di EoS 2021. Dan hari ini EoS sudah berakhir. Aku baru menonton seperlimanya, agak nyesal juga.

Gambar CineEropa dan Letterboxd

~ oleh dewipuspasari pada Oktober 2, 2021.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: