Kebudayaan Buni Sempat Ada di Jakarta?
Meski bukan seorang arkeolog, aku suka dengan hal-hal berurusan dengan sejarah dan museum. Nah kemarin aku mendapat tambahan ilmu tentang kebudayaan Buni.
Bukan, ini bukan tentang kaum bunian yang disebut kaum ghaib di wilayah Sumatera. Juga bukan tentang buah buni yang konon tanaman liar. Ini adalah kebudayaan buni yang dulu pernah berkembang di Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya.
Apa itu kebudayaan Buni? Tidak banyak info yang kudapat dari Museum Sejarah Jakarta. Dulu ada yang namanya Desa Buni yang terletak di Bekasi. Kebudayaan Buni kemudian menyebar hingga ke Jakarta dan Anyer, Banten, melalui Sungai Citarum, Ciparaga, Ciliwung, Cisadane, dan sungai Bekasi. Kebudayaan Buni yang bisa ditelusuri berasal dari penemuan benda-benda berupa tembikar, gelang batu, manik-manik, beliung persegi, batu asah, dan artefak logam.

Temuan tembikar Kebudayaan Buni di Jakarta
Di museum ini dipamerkan koleksi gerabah. Gerabahnya rata-rata berwarna kemerahan dan keabuan dengan teknik tatap pelandas. Ciri-ciri gerabah dari kebudayaan Buni yang kukutip dari informasi museum, unsur hiasnya berbentuk persegi yang ditempatkan di bagian tengah lingkaran, sementara pada bagian luar lingkaran terdapat garis-garis pendek seperti pancaran sinar. Gerabah Buni ditemukan di Condet Balekambang Pejaten, dan Kampung Kramat.
Sayangnya di museum tak ada informasi kapan kebudayaan Buni ini hadir. Lalu kapan mulai sirna kebudayaan Buni ini. Yang ada hanya peta persebaran di mana untuk lokasi di Jakarta kebanyakan di kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Kebudayaan Buni yang ditemukan di antaranya kendi yang disebut terpengaruh budaya India
Nah, ketika aku melakukan googling, juga tidak banyak informasi yang kudapat. Informasi tersebut juga nampaknya masih diragukan kebenarannya. Ada yang menyebut kebudayaan Buni usianya lebih tua dan lebih awal dibandingkan Kerajaan Tarumanegara. Diperkirakan kebudayaan Buni hadir pada abad ke-2 Masehi.
Kerajaan yang berkaitan dengan kebudayaan Buni diperkirakan adalah Kerajaan Segara Pasir yang muncul pada abad ke-2 hingga kemudian terdesak oleh Tarumanegara. Sedangkan kebudayaan Buni disebutkan mulai gencar diteliti tahun 1955 oleh van Heekeren, lalu dilanjutkan Lembaga Purbakala mulai tahun 1960.
Penelitian kembali intens pada tahun 2015 di Situs Tanjungsari, Karawang oleh Puslit Arkenas. Di situs tersebut ada begitu banyak yang ditemukan seperti cangkang kerang dan aneka tembikar. Ehm sayangnya masih belum banyak informasi tentang kebudayaan Buni di internet.

Peta persebaran kebudayaan Buni di Jakarta dan sekitarnya
Gambar cangkang kerang dan kendi dari Puslit Arkernas dari web Arkenas Kemdikbud
