Presiden Guyonan Rekaan Butet

Presiden Guyonan-Djaduk

Presiden Guyonan-Djaduk

Mr. Celathu hanyalah Presiden Guyonan rekaan Butet Kertaredjasa. Karena hanya orang biasa, ia bebas berbicara apa saja. Namun perkataannya terkadang membuat orang jengkel dan tidak suka kepadanya. Atau ada pula yang kagum hingga melompong ketika mendengarnya beragumentasi.

Dalam kolom “Namanya Mr. Celathu” yang dibacakan aktor watak Whani Darmawan, Mr Celathu menyoalkan arti kemerdekaan. “Memangnya kita sudah merdeka?” Bukannya dari dulu hanya latihan. Latihan untuk mempersiapkan kemerdekaan sebenarnya,’’ ujarnya sinis.

Kok latihan?” selama 62 tahun kita hanya latihan, hanya ancang-ancang. Belum tahu kapan pementasan kemerdekaan sebenarnya akan dilaksanakan,’’ tukasnya

Presiden Guyonan-Whani Darmawan

Presiden Guyonan-Whani Darmawan

Setiap pitulasan ada lomba makan krupuk dan panjat pinang. Padahal, itu merupakan sindirian pada penguasa. Yakni, hanya untuk sepotong kerupuk, rakyat masih harus berjuang keras untuk bisa mengunyahnya. Sementara soal panjat pinang, orang-orang yang menjadi tumpuan meringis kesakitan, sebaliknya yang di atas tertawa girang karena berhasil memetik hadiah. Mereka yang di bawah menjadi tumbal bagi kemakmuran sekelompok kecil manusia yang bertengger nun jauh di atas.

Penjiwaan Whani pada karakter yang ditokohkannya dan intonasi bacanya mampu menyerap perhatian penonton ke panggung. Terkadang ia bergaya sedikit seenaknya, berikutnya ia meledak-ledak khas Mr. Celathu.

Berikutnya giliran Happy Salma yang ingin menarik perhatian penonton dengan dandanannya yang sensual. Kolom yang dikisahkannya, bercerita tentang kecemasan masyarakat pada kondisi transportasi di Indonesia. Kecelakaan transportasi meningkat, di udara, perairan maupun darat.

Tidak heran bila istri Mr. Celathu mengusulkan agar Departemen Agama bergabung dengan Departemen Perhubungan. Pasalnya, rakyat sekarang suka mendadak menjadi religious ketika hendak memanfaatkan jasa transportasi.

Sementara Slamet Rahardjo menyinggung kesaktian sebuah nama. Mr Celathu dengan jenakanya menghubungkan nama Suharto dengan harta dan Presiden Soesilo dengan kesusilaan. Penonton kontan tergelak-gelak. Begitu pula ketika Mr Celathu menguraikan arti nama Urip Tri Gunawan. Urip bertermu dengan Artha, alias hidup bertemu dengan harta ternyata membuat kehidupan tidak menjadi baik.

Penampilan ketiga bintang tamu dipungkasi dengan penampilan monolog Butet yang menjadi gong acara. Dari tokoh rekaannya, ia dinasihati untuk menjadi paranormal alias penasihat spiritual karena banyak pejabat yang membutuhkannya. Butet juga menyindir para pemimpin negeri yang berebutan dan rela melakukan apa saja untuk menjadi presiden. Ada yang tiba-tiba dekat dengan petani, ada yang silap dengan jabatan politik dan memilih melepaskan tahta kebesaran menjadi raja, ada pula yang mau makan nasi aking agar terdengar merakyat.

Penampilan Butet yang diiringi Orkes Sinten Remen yang dikomandai Djaduk Ferianto, adiknya, benar-benar memukau penonton. Hampir seluruh kursi di Graha Bhakti Taman Ismail Marzuki tadi malam (26/11) terisi penuh. Penampilan kakak beradik kali ini untuk meluncurkan buku Butet yang bertajuk Presiden Guyonan. Sebuah buku yang berisi kritik sosial yang dibungkus oleh tokoh fiksi bernama Mr Celathu. [pus]

~ oleh dewipuspasari pada November 27, 2008.

6 Tanggapan to “Presiden Guyonan Rekaan Butet”

  1. salam s@Kheett senantiasa dalam kewarasan..
    pResIden guyonan ‘n’ mr.celathu wow amazing spectakuler show..hanya saja lakon menjadi datar kala happy salma muncul..dia seperti topeng beku saja di ata panggung..masa sekian lama gabung di KABARET masih juga belum bisa beradaptasi karo wong Jowo..wis suruh maen longser wae..

    NB: ajarin diriku akting dong Oom..!!
    HIDUP TEATER RAKYAT KUASA..

  2. hi, apakah ini blognya puspa mantan wartawan jawa pos itu?

  3. hehm, ada-ada aja ya. tapi ada benernya kok…

  4. lama nggak kontak. tulisannmu tambah yahut

    • Terima kasih Edy. Aku sekarang jarang nulis, hanya di majalah internal dan blog aja. Mungkin tahun depan aku bisa meniru jejakmu, nulis di berbagai media cetak hehe.

Tinggalkan komentar