Diary istri Upik #Masa SD: Lomba Karaoke Isabella, Terpesona Michael W. Smith dan Berkenalan dengan Om-om Metallica

i will be here for you

Saat duduk di bangku SD, aku suka banget belajar menyanyikan lagu daerah. Kakak memiliki buku lagu-lagu daerah dan buku lagu mars. Ada beberapa lagu mars yang kusukai. Yaitu, Buanglah Sampah dan Keluarga Berencana. Ya..kalau tentang Buanglah Sampah…anak SD sudah tahu tentang makna kebersihan. Tapi tentang Keluarga Berencana, keluargaku mungkin heran melihat aku dengan penuh semangat menyanyikannya.

Mars “Buanglah Sampah”

“Buanglah sampah2x, buang pada tempatnya
Bersihkan sampah2x, bersihkah selekasnya…ayo-ayoo”
Mama nampak terprovokasi saat menyapu bila aku dengan semangat menyanyikan mars “Buanglah Sampah”

Nah ini dia lagu yang membuat keluargaku keheranan, karena dinyanyikan oleh anak berusia tujuh tahun.

Mars “KB”
“Keluarga berencana sudah waktunya, janganlah diragukan lagi
Ayah ibu bahagia sehat sentosa, rumah tangga….(aku lupa seterusnya)”

Lagu daerah yang kusukai sangat banyak. Ada Cik-cik Periok, Bungong Jeumpa, Ayam den Lapeh, Bubuy Bulan, Jali-jali, Keroncong Kemayoran, Suwe ora Jamu, Pitik Tukung, O Ina Ni Keke, Saputangan Bapucuk Empat, Yamko Rambe Yamko, Apuse, Ayam Hitam, Naik-naik Puncak Gunung dan masih banyak lagi. Tapi ada satu lagu yang membuatku ingat sampai sekarang “Buka Pintu”.

“Buka pintu buka pintu, beta mau masuke
Siola mama, beta adalah di mukae”

Wawasanku tentang lagu daerah membuatku memiliki banyak pilihan bernyanyi saat di kelas. Lagu favorit saya adalah “Anak Kambing Saya” yang riang dan lagu anak-anak bertajuk “Burung Kutilang”

“Di pucuk pohon cempaka, burung kutilang bernyanyi
Bersiul-siul sepanjang pagi dengan tak jemu-jemu
Berayun-ayun sambil bernyanyi trilililili”

Sedangkan lagu perjuangan yang paling kusuka adalah Lagu Ibu Sud “Tanah Air”.

“Tanah Airku ku tidak kulupakan, Kau terkenang sepanjang hidupku
Biar pun saya pergi jauh..tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai, Engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kudatangi, yang mahsyur permai di kata orang
    Tetapi kampung halamanku, di sanalah ku rasa senang
Tanah ku yang kucintai engkau kubanggakan”

Wawasan lagu-lagu nasional dan daerah ini semakin bertambah ketika aku masuk paduan suara mahasiswa semasa di ITS. Ada lagu seperti Bareh Solok, Jangger, Lajangan, Rek Ayo Rek, Naik Delman, dan Hidup  tiada mungkin tanpa perjuangan, tanpa pengorbanan, mulia adanya (aku lupa judulnya).

Kembali ke masa SD, waktu itu band Malaysia bernama Search lagi kondang-kondangnya. Apalagi kemudian berduet dengan Inka Christie dan juga bermain film dengan Nia Zulkarnaen. Lagu seperti “Andai Dipisah” dan “Isabela” merajai lagu-lagu di radio. Dan tanpa malu-malu, aku pun yang saat itu masih kelas dua SD ikut lomba karaoke “Isabela”. Sayangnya aku tidak bernyanyi sampai selesai, karena lupa liriknya hahahaha, sehingga didiskualifikasi.

Lagu Indonesia favorit saat itu kebanyakan lagu dewasa, karena lagu anak-anak hanya “Si Lumba-lumba”-nya Bondan Prakoso, “Banyak Nyamuk”-nya Enno Lerian, dan “Semut-semut Kecil-nya Susan, serta “Abang Tukang Bakso”-nya Melisa. Lagu-lagu dewasa itu seperti lagu-lagu Ita Purnamasari, seperti “Sanggupkah Aku” dan “Cintaku Padamu”. Trio Libels dengan “Aku Suka Kamu”, Yana Yulio dengan “Selamanya”, Ruth Sahanaya dengan “Harus Kumiliki”, Nike Ardila “Seberkas Sinar”, Anggun “Tua-tua Keladi”, Richie Ricardo “Di sekolah”, Paramitha Rusadi “Nostalgia SMU”, dan U Camp “Hanya Bayangan”. Kalau ingat, jadi terasa centilnya, seperti keponakanku Maia sekarang yang juga suka lagu-lagu dewasa, karena koleksi lagu anak yang terbatas.

Meski nasionalis, aku juga gemar lagu-lagu Barat. Waktu TK, ada kaset video lagu-lagu top forty seperti George Michael “Careless Whisper”. Saat SD, aku suka banget dengan Michael W. Smith dengan lagunya “I Will be Here for You”. Waktu itu si Michael nampak ganteng banget dan romantis. Jadi pengin punya pacar seperti itu (hihihi padahal masih SD kelas 4). Selain Michael, ada Tiffany dengan Love is Blind, NKOTB dengan Step by Step, Amy Grant dengan Baby baby, Madonna dengan I Remember, dan Richard Marx, dan satu lagi, Robby Valentine, dengan “Over and Over Again”. Semua lagu tersebut saya sukai hingga saat ini, terutama Michael W. Smith dan Robby Valentine.

Masa yang kemudian membekas kepada saya adalah perjumpaan kakak dengan Metallica dan Ugly Kid Joe, Kla Project, dan Michael Learns to Rock. Saat itu sekitar kelas enam SD. Kakak yang memasuki masa puber mulai suka lagu-lagu beraroma metal. Dan ia memilih Metalicca dan Ugly Kid Joe yang saat itu kondang dengan Enter Sandman dan I Hate Everything About You. Ketiga musisi, Kla, Ugly Kid Joe, dan Metallica, mungkin akan saya bahas lebih detil suatu saat.

Enter Sandman menurut saya tidak ngerock banget, namun nampak dinamis dengan gebukan drum yang mantap. Namun, lagu Metallica yang paling saya suka adalah “One” dan “Fade The Lightning”. Lagu-lagu lainnya yang tak kalah keren adalah My Friend is Misery dan Master of Puppet.

Dibanding Metallica, waktu SD saya lebih memilih Ugly Kid Joe, yang seperti sekumpulan anak nakal. Musiknya lebih variatif dan temanya lebih beragam. Yang paling easy listening memang I Hate Everyting About You dengan lirik yang vulgar. Namun, masih banyak lagu yang menarik, seperti Come Tommorow, Madman, dan Mr Recordman. Dua lagu kesayangan saya adalah Cats in The Cradle dan Goddamn Devil. Lagu terakhir ini bernuansa seram seperti sedang dikejar-kejar nenek sihir kejam.

“I’m the goddamn devil, this job is pleasses me.
I’m the goddamn devil, and I do it for free”.

Sayang grup ini kemudian tidak bertahan.

Jika kakak laki-lakiku lebih pilih musik rock, kakak perempuanku lebih suka musik romantis, sesuai dengan usianya yang memasuki masa SMU yang penuh warna. Dia memilih musik Kla yang kala itu kondang dengan Yogyakarta. Musiknya memang asyik didengar dan tidak bosan didengar. Oleh karena itu saya juga suka album Kla the best tersebut. Selain Yogyakarta, ada juga Lagu Baru, Belahan Jiwa, Tentang Kita, Terkenang, Tak Bisa ke Lain Hati, Semoga, dan Waktu Tersisa. Lagu terakhir tersebut yang paling saya sukai karena paling sedih, sedangkan Terkenang saya suka karena bernuansa riang, pertemuan antara dua pasangan masa kecil yang kemudian saling menyukai kembali.

Ada banyak kisah tentang Musik Kla. Album berikutnya yang populer dengan “Terpurukku di sini” juga saya sukai. Ada “Satu Kayuh Berdua”, satu instrumentalia (saya lupa judulnya), dan satu lagu yang saya sukai yaitu Hidup Seputarku. Album berikutnya saya hanya menyukai “Gerimis” dan lagu-lagu berikutnya tidak terlalu menarik perhatian.

Tentang MLTR, saya menyukai Wild Woman yang musiknya ceria dan tangkas. Lucu juga membayangkan saya yang masih anak kelas 6 SD menyukai lagu seperti itu. Teman saya, Renny, yang juga menyukai musik MLTR, meminjamkan saya kasetnya. Sayang band asal Denmark ini tidak bertahan lama (bersambung)

Catatan:

foto diambil dari: http://popdose.com/the-cassingle-vault-michael-w-smith-i-will-be-here-for-you/

 

~ oleh dewipuspasari pada Februari 11, 2013.

7 Tanggapan to “Diary istri Upik #Masa SD: Lomba Karaoke Isabella, Terpesona Michael W. Smith dan Berkenalan dengan Om-om Metallica”

  1. Huaaa. pantes kok orang-orang ini pada pinter bernyanyi. Lhawong dari kecil referensinya wis luar biasah, sementara diriku, lagunya Itje, Vetty Vera, Iis Dahlia, Evie Tamala dan Elvie Sukaesih. Hahaha

  2. terima kasih jempolnya Nella

  3. ditunggu lanjutannyaaa… 🙂

Tinggalkan komentar