Dewipuspasari's Weblog

Pada suatu masa, akibat penggunaan teknologi yang tidak bersahabat dengan lingkungan, bumi sudah tercemar. Persediaan air bersih menipis, tanaman hidup digantikan dengan tanaman plastik, dan dibuatlah makanan sintesis. Laika yang pernah mencicipi kehidupan sebelum pencemaran merajalela, merindukan keharuman tanaman dan udara yang segar. Ia sangat sedih melihat Raso, adiknya yang sakit keras, memimpikan memegang tanaman hidup.

Tempat tinggal Laika dan lingkungannya telah berubah. Di sini air dan makanan dijatah, juga ada tingkatan lingkungan, A untuk lingkungan terbaik, B untuk lingkungan sedang seperti yang didiami Laika dan keluarganya, serta C untuk daerah industri yang dikelilingi udara tercemar.

Ketika kabur dari kejaran polisi, Laika bersembunyi di daerah terlarang. Ia memasuki saluran air dan menemukan di dalam saluran air itu adalah kotanya terdahulu. Masih ada bangunan rumah yang telah ditinggalkan. Dan Laika bersorak ketika ia menemukan tanah yang tak tercemar dan di atasnya tumbuh rumput hijau. Ia semakin gembira ketika menemukan benih bunga. Sayangnya saat itu ia tidak membawa air.

Jatah airnya sangat sedikit. Ia lalu memutuskan untuk mencuri air. Malangnya Laika ia ketahuan wakil kepala sekolah yang jahat, Graza. Wanita keji itu kemudian menggunakan bukti foto Laika mengambil air tersebut untuk memerasnya. Kehidupan Laika semakin perih. Adiknya yang sakit tidak bisa ditemaninya. Ia juga tak sanggup belajar karena dipaksa bekerja keras oleh Graza selepas sekolah hingga pukul 22.00. Ketika ia berhasil lepas dari Graza, keluarga mereka dipindahkan ke lingkungan C. Laika kebingungan memikirkan cara untuk merawat kebun rahasianya.

Tema kehidupan modern dengan lingkungan yang tercemar sudah tak asing bagi kita. Sudah banyak film dan kisah yang memberikan pesan penting tersebut. Teknologi bisa maju namun jangan lupakan alam. Dan kisah dalam komik ini mengingatkan saya akan film Lorax dengan pohon plastiknya dan upaya Ted untuk mencari tanaman asli (resensinya bisa dibaca di https://dewipuspasari.wordpress.com/2012/03/19/bila-pepohonan-punah/).

Dan kisah ini bisa menjadi kenyataan jika manusia tidak lagi memperhatikan kebersihan sungai, menumpuk sampah, dan terus mengasapi bumi dengan polusi pabrik. Akan ada Laika dan Raso masa depan yang merindukan keharuman bunga dan memandangi kecantikan kupu-kupu.

~ oleh dewipuspasari pada Juli 20, 2014.

Ditulis dalam Resensi Buku
Tag: Bobo, kebun rahasia, komik sisipan, laika, raso, tanaman hidup, teknologi, tercemar