Suatu Ketika di Kuil Hadimba

Kuil Hadimba

Hadimba alias Hadimbi, juga disebut Hidimba, atau juga Arimbi adalah istri Bima. Kisahnya memiliki beberapa versi. Ada yang menyebut ia adalah bangsa raksasa tapi memiliki wujud cantik dan mungil seperti manusia. Ada juga yang menyebut sosoknya seperti bangsa raksasa, tapi kemudian punya kekuatan mengubah bentuknya menjadi cantik. Di kota kecil di India Utara aku menemukan bangunan kuno yang disebut Kuil Dewi Hadimba atau Hidimba.
Waktu itu cuaca mendung dan kemudian hujan gerimis. Aku menggunakan payung melangkah ke sebuah tempat yang asri dan hijau. Kanan kirinya adalah pepohonan tinggi. Pohon cedar yang mirip pinus.

Aku menuju sebuah kuil.

Untunglah aku menggunakan kaus panjang dan celana panjang. Cukup sopan untuk ke sebuah tempat ibadah. Walau sebenarnya lebih baik lagi apabila menggunakan blus panjang dan scarf. Sayang aku tak membawanya. Aku juga tak memiliki rencana menuju ke sini.

Lalu aku melihat bangunan tersebut yang terbuat dari bata dan kayu dengan warna krem dan cokelat. Atapnya berbentuk limas berundak. Selintas aku jadi membandingkan dengan arsitektur Jawa. Hmmm apakah ada kemiripan?

Banyak pengunjung yang mengantri. Aku mengitari bangunan sambil menunggu agak sepi. Mereka hendak beribadah. Aku hanya berniat mencari tahu isi dari kuil tersebut.

Tak jauh dari situ terdapat tempat pemujaan atau tempat sakral yang didedikasikan untuk Gatotkaca, anak Bima dan Hidimba. Kuil dan Gathotkaca shrine ini ramai pada festival tertentu. Utamanya Festival Navaratri.

Tak jauh dari tempat tersebut ada pengunjung yang mencoba naik yak, hewan semacam bison khas Tibet. Ada jasa foto dan menunggang hewan tersebut. Bulunya tebal dan ia menghasilkan susu yang juga dikonsumsi manusia.

Kuil Dewi Hadimba atau Hidimba (Hidimba Devi Temple) dikenal dengan nama lokal Kuil Dhungari. Kuil ini dibangun tahun 1533 oleh Maharaja Bahadur Singh. Kuil ini didedikasikan untuk istri Bima. Konon dulu Hadimba sering melakukan meditasi di sini ketika wujudnya masih gua.

Sambil melihat kuil, terbayang salah satu bagian cerita dalam epik pewayangan yang kuingat dari cerita RA Kosasih, Aku membayangkan pada waktu itu Pandawa sedang dalam proses mencari lokasi istana baru ketika Kurawa tidak mau mengembalikan kerajaan Hastina.

Lalu mereka menemukan hutan yang konon angker, Wanamarta salah satu wilayah para raksasa, jin, dan hewan buas, yang nantinya akan diubah menjadi Indraprastha. Bima pun menebangi hutan tersebut menimbulkan kemarahan bangsa raksasa dan penghuni lainnya.

Raja raksasa, si kakak Arimbi pun kemudian mengamuk. Ia menantang Bima. Arimbi si adik pun penasaran akan lawan tanding kakaknya. Arimba alias Hidimb, si kakak, kagum akan kekuatan Bima. Ia telah berjanji akan menikahkan adiknya dengan orang yang mampu mengalahkannya. Janji itu pun kemudian terpenuhi. Arimba dan Bima menikah dan lahirlah Gatotkaca.

Lokasi Kuil Dewi Hadimba ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari deretan penginapan di kota Manali ini yang masuk dalam Himachal Pradesh, kaki Himalaya.

Jika memasuki kuil ini dari arah sebaliknya aku datang maka nampak terasa nuansa magis dan kental spiritualnya dengan kuil berlatar pepohonan cedar dan suasana agak berkabut waktu itu. Apalagi jika datang ke sini pas musim dingin maka kuil dan pepohonannya bisa bersalju.

Kuil arimbi

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Oktober 25, 2020.

2 Tanggapan to “Suatu Ketika di Kuil Hadimba”

  1. Iya, dari atap kuilnya, memang mirip dengan arsitektur bangunan masjid di Jawa ya. Memang benar kata guru-guru sejarah. Banyak bangunan di kita yang berpaduan dengan arsitektur India.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: