We Made a Beautiful Bouquet, Drama yang Bikin Senyum dan Haru
Apakah cinta bisa berlangsung selamanya? Atau cinta yang menggebu akan mendingin karena kesibukan dan waktu? Kisah cinta antara Mugi dan Kinu yang dinamis ini tersaji dalam dorama berjudul We Made a Beautiful Bouquet yang tayang di Japanese Film Festival Online 2024.
Mugi (Masaki Suda) berjumpa dengan Kinu (Kasuki Arimura) pada saat mereka bergegas menaiki kereta malam. Keduanya gagal, kereta telah berangkat. Keduanya bersama dua orang asing lainnya lalu memilih menghabiskan malam di bar, sembari menunggu kereta Subuh.
Rupanya Mugi dan Kinu punya kesukaan dan selera yang sama. Sepatu mereka merknya sama. Mereka juga membaca novel yang sama. Antusias dengan kemiripan hobi dan selera yang sama, keduanya kemudian makin dekat hingga menjalin hubungan.
Mereka makin serius menjalin hubungan hingga memutuskan tinggal bersama. Mugi menjual gambar dan Kinu bekerja di toko es krim, hingga kedua orang tua mengajak bertemu dan memaksa mereka menghadapi realita. Mereka diminta mencari pekerjaan yang mapan.
Mugi yang kemudian diterima di sebuah perusahaan bagian penjualan kemudian menjadi begitu sibuk. Sedangkan Kinu lebih tertarik bekerja di bidang hobi. Mereka tak lagi menonton bioskop dan membaca novel bersama.
Cerita We Made a Beautiful Bouquet di awal terasa indah dan hangat. Keduanya nampak penuh cinta dan bersemangat menyusun masa depan. Namun semuanya dihantam dengan kerasnya dunia kerja dan tekanan dari orang tua.
Tidak ada yang patut disalahkan dalam konflik film ini. Meski mungkin penonton kesal dengan perubahan sikap Mugi yang drastis. Menurutku kisah cinta dan perubahan sikap tersebut realistis. Kesibukan, dunia yang kemudian berbeda, tekanan kesempurnaan bisa mengubah seseorang. Andaikata hubungan dipaksakan maka malah bisa menghancurkan keduanya.
Ceritanya bitter sweet ending namun terasa natural dan realistis. Selama lima tahun, perubahan tersebut terlihat sedikit demi sedikit, namun kemudian dipicu oleh pekerjaan Mugi.
Cerita cinta realistis ini mengingatkan pada 500 (Days) of Summer dan Past Lives. Cerita yang hangat, menyentuh, namun penutupnya mungkin sebagian penonton tak menyukainya.
Desain karakter mereka unik, Mugi digambarkan jago menggambar dan juga kutu buku. Sedangkan Kinu begitu penasaran dengan pameran mumi dan sangat suka membuat ulasan tentang ramen.
Dari divisi akting, Masaki Suda dan Kasumi Arimura memberikan performa yang apik. Pengembangan karakter keduanya terlihat dengan baik. Lagu dan musik yang muncul di film ini juga enak didengar. Visual film ini juga memikat, namun juga memberikan kesan melankolis, terutama ketika keduanya berlibur ke pantai.
Oleh karena film ini diawali dengan earphone, maka Nobuhiro Doi, sang sutradara, dengan cerdik juga memberikan penutup tentang perbedaan earphone sisi kanan dan kiri. Ehm apakah itu sebuah metafora?
Kalian bisa menyaksikan dorama yang rilis tahun 2021 ini secara streaming dan cuma-cuma di website JFF Online 2024. Festival Jepang ini diadakan hingga 19 Juni.
Gambar dari JFF Online dan IMDb
