Apa Lagi yang Bisa Dihemat?
Dengan kenaikan barang-barang dan tarif lainnya, serta perekonomian yang lesu, membuatku berpikir untuk lebih banyak menabung. Sebenarnya aku sudah berhemat dengan jarang jajan. Kiranya apa lagi ya yang bisa dihemat?
Pos pengeluaranku terbesar adalah pengeluaran untuk kucing. Ini susah sekali dihemat apabila kucing sakit. Biaya tiap kali ke klinik lumayan besar, apalagi jika harus opname dan kontrol beberapa kali.
Jika diperhatikan harga makanan kucing terus naik. Aku sudah mencoba menurunkan kelas makanan mereka. Yang dulunya merk A kini B agar lebih hemat. Aku juga coba-coba beli merk makanan kucing yang lebih murah, tapi seringnya gagal. Mereka malah nggak mau makan. Aku yang malah nombok.
Sekaleng makanan basah yang murmer berkisar Rp13-15 ribu. Sedangkan makanan keringnya sekitar Rp19-25 ribu sekilonya. Aku juga perlu beberapa makanan basah yang sachet buat kucing yang sedang sakit atau sedang kurang nafsu makan. Sementara pasir kucing harganya Rp20-25 ribu per lima kilogramnya.
Karena kucingku banyak, maka aku harus stok cukup banyak makanan kaleng, makanan kering, dan juga pasir kucing. Belum lagi vitamin dan obat seperti obat cacing dan obat kutu.
Tapi untuk makanan, aku suka stok agak banyak. Lebih baik mereka makan banyak sih daripada sakit dan harus ke klinik. Makanan khusus kucing sakit mahal banget, demikian juga dengan biaya obat dan rawat inap mereka.
Untuk menyiasati agar pos kucing tetap sesuai bujet kini aku rajin membeli ikan. Harga ikan seperti tongkol, kembung, layang, dan salem masih wajar. Ikan ini biasanya kupanggang sebelum kuberikan ke mereka. Satu wadah ikan atau sekitar tiga ekor ikan bisa untuk seharian, ditambah makanan basah kaleng dan yang kering.
Lebih hemat lagi jika ikan tersebut kucampur nasi. Tapi sayangnya tidak semua kucing mau. Ya yang penting usaha. Jika nasi ikan tidak habis maka bisa kuberikan ke kucing liar. Pssti ludes deh.
Pos pengeluaran lainnya yang bisa kutekan adalah pos laundry, hanya khusus sprei, bed cover, serta baju yang lama keringnya misalnya jaket. Baju-baju lainnya bisa kucuci dan kusetrika sendiri.
Kemarin karena banyak kegiatan, aku jadinya buru-buru dan lebih banyak beli makanan di luar. Meski harga makanan masih relatif wajar, sekitar Rp20-25 ribu sekali makan, tapi jika dihitung-hitung beberapa kali makan jadi mahal.
Kini aku kembali ke kebiasaan semula. Mulai masak sendiri lagi. Jarang-jarang deh beli makanan jadi dan jajan kecuali belanja beli air kelapa murni, buah-buahan, sayuran, dan telur.
Beberapa langganan streaming sudah kupangkas. Aku sudah tak lagi langganan Prime, Disney Plus, dan HBO. Hanya Netflix dan kadang-kadang KlikFilm. Andaikata ingin nonton film seri yang bagus di Disney atau HBO maka kutahan-tahan dulu biar sekalian kutonton dalam waktu sebulan.
Aku juga makin jarang beli buku fisik. Sekarang lebih banyak baca di perpustakaan digital. Atau belanja buku saat promo saja.
Apalagi ya yang bisa dihemat? Oh iya transportasi. Aku mulai coba lebih banyak jalan dan naik kendaraan umum. Jika terpaksa atau buru-buru, baru deh naik ojol. Transportasi favoritku masih bus patas, KRL dan kini LRT. Sayangnya belum ada kesempatan mencoba MRT karena lokasi stasiunnya begitu jauh dari rumah.
Sudah banyak yang coba kuhemat. Tapi rasanya tabunganku susah bertambahnya. Ehm apa harga barang begitu naik dan ekonomi demikian lesunya ya?
