
Hawa Cirebon begitu gerah. Sinar matahari begitu terik dan berlimpah. Baru sekitar pukul sembilan pagi, tapi aku sudah berkeringat. Ingin sekali menyantap sesuatu yang segar. Lanjutkan membaca ‘Es Kado: Ada Rasa Nangka Hingga Alpukat’


Hawa Cirebon begitu gerah. Sinar matahari begitu terik dan berlimpah. Baru sekitar pukul sembilan pagi, tapi aku sudah berkeringat. Ingin sekali menyantap sesuatu yang segar. Lanjutkan membaca ‘Es Kado: Ada Rasa Nangka Hingga Alpukat’

Belum genap pukul enam pagi. Biasanya matahari di Jakarta belum seterang ini. Mungkin karena cuaca yang terik, sinar matahari lebih dulu hadir. Aku menghela nafas, bahkan udara segar sepertinya lebih cepat menyingkir. Lanjutkan membaca ‘Pagi di Stasiun Kereta’

Kucing kecil yang masih beberapa hari bisa membuka mata atau baru hidup beberapa minggu, sering matanya sakit. Tiba-tiba matanya berair. Jika tak segera diobati maka lonceng tanda bahaya akan segera berbunyi.

Gara-gara film Sirat yang mencari informasi tentang kakak yang hilang ke dalam komunitas rave party, aku jadi ingat pengalamanku dengan rave party saat masih jadi kuli tinta. Jaman dulu rave party itu terkesan misterius. Ada desas-desus aneh tentang pesta ini. Ada yang bilang acaranya begitu liar. Lanjutkan membaca ‘Mengejar Rave Party’

Saat malam hari ketika hawa mulai sejuk, asyiknya menyantap sesuatu yang hangat. Jika perut tak begitu lapar, kalian bisa menyantap semangkuk kacang ijo. Kalian bisa memesannya dengan dicampur ketan hitam. Apabila ingin tambah karbohidrat maka tambahkan roti tawar. Lanjutkan membaca ‘Kacang Ijo dan Roti Tawar’