Kisah Mini: Pangeran Tengah Malam

<Catatan Mimpi>

Dulu tidak pernah terbesit untuk membuat catatan mimpi, mimpi buruk ataupun mimpi indah pun tak tercatat meski beberapa di antaranya berbekas erat dalam pikiran. Mulai tergerak untuk membuat diary mimpi ketika ada sebuah artikel yang mengemukakan manfaat membuat catatan aktivitas tak sadar ini, terutama untuk mengatasi sebuah permasalahan. Dan aku pun mulai hari ini berniat untuk memiliki log mimpi, setelah beberapa hari ini mengalami mimpi tak biasa

Mengapa aku menyebut mimpiku tak biasa? Pasalnya aku seperti merasa tidak bermimpi. Semuanya seperti nyata. Tapi bila dirujuk-rujuk nyatanya aku saat itu dalam keadaan memejamkan mata. Orang mimpi bukannya memejamkan mata? Jika tak terpejam berarti melamun dunk?

Aku mulai mengetik log mimpiku saat istirahat makan siang di kantor. Mataku mulai terasa berat. Sejak berada di tingkat akhir kuliah malamku ini aku harus lebih ekstra keras membagi konsentrasiku antara bekerja dan kuliah. Dengan mencuri-curi waktu apabila pekerjaan telah kuselesaikan aku berhasil menyelesaikan tugas-tugasku dengan baik. Namun, merampungkan tesis tidak mudah karena harus dikerjakan perorangan dan sifatnya yang lebih kompleks dibandingkan tugas-tugas kuliah umumnya.

Aku menyantap nasi bekalku, mengunyah sambil mengetik. Bukan kegiatan yang sehat selama beberapa bulan ini. Seharusnya aku makan siang bersama teman-teman sambil menebalkan muka karena membawa bekal sendiri, bukannya makan di meja kerja sambil mengetik pula.

Tadi pagi, aku-Alisha- lagi-lagi tertidur di meja belajarku. Hari ini jendelaku terbuka dan anehnya aku bisa tertidur, tidak terganggu oleh angin dan nyamuk. Satu lagi, aku tidak terganggu oleh pemandangan malam di balik jendela yang biasanya kuhindari karena takut tidak beralasan. Layar monitor dalam keadaan standby, pertanda semalam kugunakan hingga tertidur. Nah, ini yang menarik dan membuat bulu kudukku agak meremang. Aku tidak merasa menambahkan dua paragraf di subbab yang terakhir kuketik dalam laporan tesisku. Bahasanya sedikit berbeda dengan gayaku, lebih formal dan santun. Aku berdesir.

Aku mengambil nafas panjang ketika mengetik satu paragraf log mimpiku ini. Kejadian ini sepertinya bukan suatu hal yang terjadi begitu saja. Ada premis-premis. Ada mimpi samar tentang kehadiran pria di kamarku. Aku mencoba mengingatnya hingga tak tersadar aku tertidur saat jam makan siang ini.

Saat tidur saat siang bolong inilah aku seperti melihat rewind peristiwa yang terjadi sebelum-sebelumnya. Tidak terlalu jelas, samar-samar, namun ada yang berbekas dalam ingatan bawah sadarku dan berani muncul di pikiran sadarku.

Ada pria muda, masuk ke kamarku, mengobrol bersamaku, dan kemudian lenyap begitu saja.

Waduh…kalau makhluk halus gimana nih..gawat deh.

Aku terbangun saat bel jam istirahat berakhir bedentang keras. Duh..makan belum selesai, tidur pun masih sebentar. Aku membayangkan mimpiku. Kalau itu beneran makhluk halus, nanti aku mampir membeli bawang putih dan cabai. Aku pernah dengar bila ada makhluk halus yang takut dengan cabai dan bawang putih, siapa tahu manjur. Tapi siapa tahu makhluk halus ini jenis peri yang baik. Siapa tahu jika kubiarkan sim salabim tesisku selesai dengan bantuannya. Hemmm….

~ oleh dewipuspasari pada Juli 9, 2012.

Satu Tanggapan to “Kisah Mini: Pangeran Tengah Malam”

  1. […] Lagu ini menginspirasi saya untuk membuat sebuah kisah mini tentang pangeran tengah malam. Kisah ini bertutur seorang gadis yang merasa bertemu pria saat tengah malam di kamarnya. Si gadis tidak tahu apakah ia bermimpi atau hal tersebut nyata. Sebenarnya kisahnya sudah ada dalam bentuk novelet. Untuk cuplikan kisahnya bisa dibaca di sini: Pangeran Tengah Malam […]

Tinggalkan Balasan ke Terjaga | Dewipuspasari's Weblog Batalkan balasan