Dewipuspasari's Weblog

Brenda Kimble sebenarnya gadis remaja biasa. Ia berasal dari keluarga yang pas-pasan dan ia tak mengeluh. Hanya satu yang diinginkannya, memiliki teman dan diperbolehkan mengikuti lomba pacuan kuda. Sayang keinginannya sulit tercapai karena ia memiliki ikal rambut hitam yang didapatkannya secara turun-temurun dari leluhurnya. Seluruh penduduk desa percaya pemilik ikal rambut hitam itu adalah penyihir yang keji sehingga mereka mengucilkan Brenda dan keluarganya.
Brenda sadar alasan para penduduk desa membenci ia dan keluarganya. Leluhur Brenda dahulu adalah tuan tanah yang keji yang memiliki ciri tubuh, ikal rambut hitam yang mencolok di antara rambut pirangnya. Tapi Brenda merasa tidak adil mengapa kesalahan leluhurnya terus ditimpakan ke anak cucunya. Ayahnya sulit mendapat pekerjaan gara-gara memiliki ikal rambut hitam tersebut sehingga bekerja apa saja dan mereka hidup miskin. Karena tertekan, ayah Brenda menjadi kasar dan mudah marah. Ia membenci para penduduk desa Kenkilly dan sering melampiaskan kekesalannya pada anaknya.

Setiap hari ketika Brenda melewati desa, ia diejek oleh anak-anak. Ia hanya senang ketika dapat berlatih berkuda. Sayang klub pacuan kuda tidak mau menerimanya sebagai anggota sehingga ia memberanikan diri untuk menantang mereka.

Hanya Karin, gadis cantik kesayangan desa tersebut yang menyambut tantangan Brenda. Ia selalu membela Brenda dan meyakinkan teman-temannya Brenda bukan penyihir dan gadis biasa. Brenda merasa senang pada  Karin namun ayahnya terus menanamkan kecurigaan akan kebaikan Karin. Sementara karena suatu kesalahpahaman, Brenda dituduh membakar tumpukan jerami Karin sehingga diusir penduduk desa. Brenda yang sedih dan marah kemudian berniat membalas dendam dan mewujudkan harapan penduduk desa, menjadi penyihir yang keji. Benarkah Brenda bisa menjadi penyihir yang jahat?

Kasihan Brenda. Ia bukan gadis jahat, ia hanya gadis kesepian yang selalu dicaci maki dan dituduh berbuat jahat. Dan ketika terjadi kecelakaan yang menimpa beberapa penduduk desa semua mengalamatkan tuduhan tersebut ke Brenda.

Di sini ada sebuah nasihat, jangan terus menuduh dan berbuat buruk ke seseorang karena orang yang dianggap buruk bisa jadi lebih baik daripada kita. Di sini Brenda ingin membuktikan dirinya juga sama pandainya mengendalikan kuda seperti para anggota klub pacuan kuda.

Ada juga sebuah pesan bijak mengatakan jika seorang terus dituduh salah dan jahat bisa jadi orang tersebut akan bersikap seperti demikian karena sakit hati dan tertekan. Di kisah ini Brenda selalu berupaya tak menanggapi segala cemohan dan tuduhan warga, namun suatu saat ia tak bisa menahan kemarahannya dan ingin membalas dendam sakit hatinya dengan menjadi seperti yang dituduhkan oleh para warga selama ini.

Bagaimana akhir kisahnya? Anda bisa membacanya di komik sisipan Bobo di website Bobo kidnesia

~ oleh dewipuspasari pada Juli 17, 2014.

Ditulis dalam Resensi Buku
Tag: Bobo, brenda, ikan rambut hitam terkutuk, karin, komik sisipan, kutukan, nostalgia, pacuan kuda, penyihir