Review Noah: Persepsi Berbeda dari Kisah Nabi Nuh
Ketika film Noah diluncurkan, ada banyak negara yang menolak karena isi filmnya yang dianggap kontroversial. Saya jadi penasaran akan isinya. Memang ada banyak hal yang tidak pernah saya baca di Al-Quran. Tapi tetap intinya adalah pengabdian tulus Noah atau Nabi Nuh terhadap Tuhan dan upayanya menyelamatkan makhluk hidup dari bencana air bah untuk memulai hidup baru.
Kisah dimulai dengan kisah Adam dan Eva (Hawa) setelah dipindahkan ke bumi. Ada tiga anak Adam, Cain, Abel, dan Seth. Cain membunuh Abel dan kemudian mengembara ke timur. Di sini ia bertemu dengan the watchers, para malaikat yang dikutuk karena berkhianat. Para watchers yang sosoknya mirip raksasa batu inilah yang membantu Cain membangun peradaban manusia dan populasinya menyebar mengisi seluruh daratan.
Di tanah suci, masih ada turunan Seth. Ayah Noah, Lamech tewas dibunuh turunan Cain yang kemudian menduduki tanah suci yang kaya akan mineral. Cerita kemudian bergulir ke depan dimana Noah (Russell Crowe) telah memiliki tiga putra, Shem (Douglas Booth), Ham (Logan Lerman), dan Japheth.
Noah merasa ketakutan ketika ia bermimpi terjadi banjir besar dan seluruh manusia tewas. Dalam mimpinya ia juga melihat pegunungan hijau dan kakeknya, Methuselah (Anthony Hopkins), yang disangkanya telah meninggal. Ia menceritakan mimpinya ke istrinya, Naameh (Jennifer Connelly)dan mereka kemudian mengembara mencari kakeknya.
Ada banyak mayat yang mereka temukan di sebuah padang gersang. Dan mereka kemudian bertemu para raksasa batu yang berbalik membenci manusia. Tapi ketika mereka mengetahui siapa Noah, ada satu raksasa yang membantu mencarinya, Samyaza (Nick Nolte). Ia berhutang budi kepada kakek Noah karena pernah menyelamatkan bangsanya.
Methuselah meyakinkan Noah jika itu kehendak Tuhan maka ia harus melaksanakannya. Awalnya Noah ragu bagaimana ia mewujudkan misinya. Tapi ketika ia menanam bibit dari surga yang diperoleh dari kakeknya dan kemudian bibit itu menjadi hutan yang subur, ia pun percaya.Para raksasa pun kemudian membantunya membangun kapal raksasa.
Cerita semakin memanas dengan konflik yang terjadi dalam keluarga Noah yang melibatkan Ila (Emma Watson) – gadis sebatang kara yang ditemukannya di padang gersang, kehadiran serombongan besar suku yang dipimpin oleh turunan Cain, Tubal-cain (Ray Winstone) untuk merebut bahtera, juga para hewan yang terus berdatangan.
Bagi mereka yang terlanjur antipati dengan kisah yang berbeda dengan yang ada di kitab suci umat Islam tentu akan enggan untuk menontonnya. Saya awalnya juga demikian setelah melihat cuplikan adanya fallen angels. Tapi kemudian saya berpikiran lain, mengapa tidak melihat persepsi Noah dari sudut pandang berbeda.
Saya menyukai sinematografinya, dimana sebuah padang gersang kemudian menjadi subur menghijau. Saya juga terkagum-kagum upaya tim produksi film membuat bahtera yang begitu detil (kayunya masih kasar) dan demikianbesar. Demikian pula upaya mereka menghadirkan serombongan besar hewan yang nampak nyata.
Russell Crowe di sini masih menunjukkan kualitas aktingnya. Demikian pula dengan Jennifer Connely yang untuk kedua kalinya menjadi istri Russell Crowe, sebelumnya di Beautiful Mind. Anthony Hopkins meski perannya tidak begitu besar dalam film tetap memberikan nyawa dalam kisah ini.
Dulu saya bingung bagaimana para hewan bisa tetap tenang di dalam bahtera, apalagi banyak di antaranya yang merupakan hewan buas. Dalam film ini digambarkan mereka tertidur oleh asap dupa.
Sebuah kisah berbeda tentang Nabi Nuh. Namun intinya tetap sama, tentang kepercayaan dan pengabdian tulus terhadap Tuhan, tentang tanggung jawab, dan juga tentang harapan akan dunia baru yang lebih baik.
Detail Film:
Judul : Noah
Pemeran : Russell Crowe, Jennifer Connelly, Logan Lerman, Emma Watson, Anthony Hopkins, Ray Winstone, Douglas Booth, dan Nick Nolte
Sutradara : Darren Aronofsky
Rating : 7,5/10





