Trilogi Merdeka: Pupuk Nasionalisme
Tidak banyak film layar lebar yang mengetengahkan cerita sejarah. Padahal, seandainya produser tanah air melirik tema-tema nasionalisme, akan banyak kisah-kisah menarik yang bisa difilmkan. Seperti film Trilogi Merdeka yang ditayangkan 2009-2011.
Film Trilogi Merdeka ini menepis kerinduan akan film-film lokal berbau nasionalisme. Kami berdua rela merogoh kocek untuk menonton film ini dari awal hingga tamat.
Trilogi Merdeka terdiri dari tiga film, Merah Putih, Darah Garuda, dan Hati Merdeka. Film ini mengisahkan tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan agresi militer Belanda. Ya, di sini dikisahkan bangsa Indonesia sudah merdeka. Meskipun demikian, Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan tersebut. Bersama para pemenang perang dunia kedua atau yang disebut sekutu, mereka pun kembali berupaya menguasai jantung-jantung pertahanan dan daerah strategis di segala penjuru nusantara.
Karena Indonesia baru merdeka, persenjataan dan sumber daya pertahanan negara masih terbatas. Akhirnya direkrut para kadet baru, di antaranya adalah Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu Wikana), Soerono (Zumi Zola), dan Marius (Darius Sinanthrya). Suatu ketika barak mereka digempur hingga tak tersisa, termasuk di antaranya Soerono. Hanya keempatnya yang masih hidup. Kakak Soerono, Senja (Rahayu Saraswati) pun kemudian ikut berjuang.
Ada banyak hal yang mereka korbankan. Amir yang kemudian menjadi pemimpin mereka, terpaksa meninggalkan istrinya, Melati (Astri Nurdin) untuk bergabung dengan pasukan pemberontak lainnya. Senja meninggalkan kehidupannya sebagai priyayi, dan Dayan yang kemudian kehilangan kemampuan bicaranya alias menjadi bisu. Berbagai konflik mereka hadapi, termasuk konflik antarteman dan pengkhianatan.
Pada kisah penutup trilogi, daerah pertempuran berpindah ke Bali, dimana keempatnya (Amir menyusul) berupaya mendapatkan kepercayaan masyarakat Bali untuk membantu mereka mengusir Belanda dan sekutu. Tomas pun berupaya meredakan dendamnya kepada Kolonel Raymer yang membantai keluarga dan warga kampungnya di Manado.
Film Trilogi Merdeka memang bukan film yang sempurna bagi para penggemar film perang. Belum bisa disandingkan dengan Black Hawk Down ataupun Saving Private Ryan. Saya sendiri menyebut film ini lumayan. Lumayanlah untuk jalan cerita, akting pemain, dan efek spesialnya meskipun jalan ceritanya mudah ditebak. Cukup untuk menggugah semangat nasionalisme para penontonnya. Apalagi jika ditonton saat tujuhbelasan.
Yang ditonjolkan dalam film ini adalah bagaimana mereka mengatasi perbedaan suku dan agama mereka demi membela satu kepentingan, mempertahankan kemerdekaan. Dayan yang asli Bali dan Hindu, Tomas yang Manado dan nasrani, dan rekan-rekan mereka lainnya yang muslim saling bersatu untuk mengusir Belanda dan sekutu.
Detail Film:
Judul : Trilogi Merdeka (Merah Putih, Darah Garuda, Hati Merdeka)
Sutradara : Yadi Sugandi dan Conor Alyyn.
Pemain : Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Teuku Rifnu Wikana, Zumi Zola, Darius Sinanthrya, Rahayu Saraswati, Rudi Wowor.
Rating : 7/10
Gambar diambil dari berita.plasa.msn.com, aliyamuafa.wordpress.com


