Sebuah Kafe Mesin Waktu di “Cafe Funiculi Funicula”
Apa yang akan Kalian lakukan apabila punya kesempatan kembali ke masa lampau dengan mengunjungi sebuah kafe? Oleh karena persyaratannya yang berat, tak banyak yang cukup berani untuk mencobainya. Kira-kira Kalian tertarikkah mencobanya? Kisah unik ini tersaji dalam “Cafe Funifula Funifili”.
Ya, kafe ini menarik. Ada rumor bahwa orang-orang bisa ke masa lalu. Tapi persyaratannta bikin banyak orang yang mengubah niatannya.
Begini persyaratan di antaranya:
1. Kembali ke masa lalu tak akan mengubah masa kini dan masa depan.
2. Keajaiban ini hanya berlaku bila duduk di kursi tertentu dan selama kopi dituang penuh hingga kopi dingin.
3. Hanya berlalu apabila kejadian masa lalu terjadi di kafe tersebut.
4. Kopi harus dihabiskan dan jangan sampai lewat dari waktu karena Kalian bisa-bisa tak kembali dan menjadi hantu.
Wuooohhh serem kan poin terakhirnya.
Namun, ada juga seorang perempuan yang tabah dan berani untuk mencobainya. Ia merasa harus melakukan hal tersebut karena ia dan sahabatnya bertengkar pada minggu sebelumnya.
Keduanya selalu bersama, punya pacar masing-masing dan saling mengeluh bila putus cinta. Tapi dalam lubuk hatinya ia penasaran apakah sahabatnya kini yang terbang ke Amerika memiliki rasa kepadanya.
Hanya ada sedikit waktu untuk berjumpa dengannya lagi. Ia hampir memutuskan niatnya ketika sadar kejadian ini tak bisa mengubah masa kini. Tapi ia penasaran dengan perasaan sahabatnya. Ia memberanikan diri mencoba kursi mesin waktu tersebut.
Ceritanya Segar
Aku suka cerita fantasi. Film fantasi ini bermain di genre drama romantis dengan berlatar di sebuah kafe yang misterius. Tak banyak informasi yang disampaikan ke penonton kenapa kafe tersebut punya keistimewaan seperti itu. Kenapa hanya di kursi tersebut dan kenapa persyaratannya di akhir begitu mengerikan?
Ya ini adalah sebuah kisah fantasi, jadi nikmati kisahnya karena akan susah dinalar. Tapi tetap saja aku menyukainya. Unik.
Wah bila aku masuk ke kafe tersebut, aku ingin kembali ke masa kapan ya? Sayangnya kejadiannya harus di kafe tersebut, sehingga makin terbatas pilihannya.
Kalau aku diberi kesempatan ke masa lalu, aku ingin mengintip sejarah Indonesia pada masa Mataram kuno. Wah seperti apa kemampuan bangsa Indonesia dulu sehingga bisa kuat dan nyeni dalam membangun candi-candi?
Oh iya kembali ke film besutan Ayako Tsukahara. Pertengahan pertama film ini bagus dan bikin penasaran. Sayangnya kemudian ceritanya pada paruh kedua menjadi datar dan kehilangan unsur magisnya. Cerita menarik tentang kafe ini sulit dipertahankan.
Sosok penjaga kafe juga kurang misterius. Ada dua petugas kafe, seorang pria berkacamata yang serius dan gadis muda yang terus mengingatkan persyaratan ke mereka yang ingin mencobai keajaiban di kafe mereka. Rasanya karakter dua orang ini kurang nge-blend dengan kisahnya yang sudah cukup imajinatif.
Agak sayang premis film ini kurang tereksekusi dengan baik. Unsur filmografi lainnya dari akting, visual, musik juga biasa saja.
Film ini dirilis tahun 2018 dan dibintangi oleh Kasumi Arimura, Kenyaro Ito, dan Kento Hayashi. Film ini rupanya diangkat dari novel karya Toshikazu Kawaguchi.
Oh ya ‘funicula funicula’ rupanya adalah lagu terkenal tahun 1880-an karya Luigi Denza. Maknanya entahlah ada kaitannya dengan peristiwa masa itu yaitu semacam kendaraan kabel seperti trem yang diperkenalkan ke publik.
“Cafe Funiculi Funicula” adalah salah satu film hari terakhir di JFF 2020. Omong-omomg masih banyak film festival yang belum kuulas.
Skor: 7/10
Gambar: scmp,preasreader, asianwiki