Pentingnya Merawat dan Memeriksakan Jantung Termasuk Si Buah Hati Sejak Dini
Hari Jantung Sedunia diperingati setiap tanggal 29 September. Pada hari tersebut biasanya diadakan berbagai acara untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga jantung dengan merawat dan juga memeriksakannya secara rutin. Danone Indonesia juga turut serta melakukan sosialisasi kesehatan jantung dengan mengadakan webinar bicara gizi yang diselenggarakan tepat pada hari tersebut.
Tema bicara gizi Danone Indonesia memeringati hari jantung sedunia adalah “Pentingnya Dukungan Nutrisi Optimal pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan”. Danone mengajak dua dokter spesialis anak, Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp. A(K), M.Kes dan Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, SP. A(K).
Acara diawali dengan sambutan dari perwakilan Danone Indonesia, Arif Mujahidin, Corporate Communication Directors. Sedangkan pembawa acara bicara gizi kali ini adalah Puri Anindita.
Dalam acara ini dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp. A(K), M.Kes mengingatkan fungsi jantung untuk memompa darah, juga menyalurkan oksigen dan nutrisi. Jika ada kelainan maka jantung tidak berfungsi sempurna.
Para pembicara bicara gizi dalam rangka Hari Jantung Sedunia
Bukan hanya kaum dewasa, anak-anak juga bisa mengalami penyakit jantung yang disebut penyakit jantung bawaan (PJB). PJB merupakan gangguan aliran darah dalam ruang jantung sehingga darah yang dipompa kurang memenuhi kebutuhan tubuh.
Hal ini disebabkan terdapat gangguan pada proses pembentukan dan perkembangan organ jantung pada anak-anak, sejak di dalam kandungan, terutama pada trisemester awal kehamilan.
Di Indonesia, prevalensi kasus penyakit jantung bawaan rupanya cukup besar. Ada sekitar 1: 100 kelahiran, dengan perkiraan terjadi 40.000 – 50.000 kasus baru PJB tiap tahunnya, di mana 25 persen di antaranya kritis. Anak ber-PJB yang kritis ini memerlukan pengobatan segera pada tahun pertama.
Penyakit jantung bawaan diduga disebabkan kondisi ibu hamil yang mengalami infeksi kehamilan seperti torch; memiliki penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan lupus; mengkonsumsi obat, rokok, dan alkohol; nutrisi tidak seimbang; memiliki kelainan genetik janin; aatau memiliki riwayat keluarga dengan kelainan jantung.
Ada berbagai kemungkinan penyebab anak mengalami penyakit jantung bawaan
Sedangkan ciri-ciri bayi mengalami penyakit jantung bawaan di antaranya tubuh bayi kebiruan, sesak nafas/nafas cepat, kelelahan saat menyusu dan beraktivitas, pertumbuhan terhambat dan berat badan susah naik, dan perubahan bunyi/letak jantung. PJB menyumbang kasus stunting tertinggi. Karena gizinya yang kurang maka hormon pertumbuhan, saluran cerna dan metabolismenya bisa terganggu.
Anak dengan PJB perlu perhatian khusus dari orang tuanya dengan memeriksakannya secara rutin, pemeriksaan EKG dan rontgen dada, konsultasi. Pemeriksaan khusus yaitu kateterisasi dan ekokardiografi, serta CT scan dan MRI.
Sedangkan lDr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, SP. A(K) menjelaskan tentang nutrisi. Biasanya anak-anak ber-PJB mengalami malnutrisi dari ringan hingga berat, terutama pada PJB tipe sianosis. Mereka bisa mengalami hambatan untui tumbuh kembang jika tidak ditangani dengan baik.
Anak ber-PJB perlu nutrisi optimal terutama tinggi protein dan tinggi kalori yang diberikan dalam dalam volume yang kecil.
Agar anak ber-PJB dapat tumbuh sehat maka perlu perhatian ekstra dari orang tuanya
PJB bisa dicegah dengan ibu hamil sering melakukan kontrol rutin, mengontrol gula darah, melakukan vaksinasi rubella dan rajin mengonsumsi asam folat selama trisemester pertama.
Merawat anak-anak dengan penyakit jantung bawaan memang tidak mudah. Orang tua perlu bersabar dalam memberikan nutrisi yang optimal, rajin membawa ke Posyandu untuk memantau tumbuh kembang si anak, serta memeriksakan kesehatan si buah hati agar mereka bisa tumbuh sehat.
Selamat hari jantung sedunia.
Dewipuspasari's Weblog 