Waluh Enak Dimasak Apa Ya?
Gara-gara kemarin di Twitter rame soal waluh kukus, aku hari ini jadi ingin memasak waluh alias labu kuning. Kubuat yang gampang aja, kolak waluh.
Dulu waluh ini adalah menu yang sering ada di meja makan. Nenek dan Mama suka memasaknya. Mereka buatnya banyak sekali, satu panci besar karena orang di rumah kami banyak.
Dulu Mama atau Nenek sering sekali memasak kolak. Dan menariknya bahannya hampir selalu ada. Hampir tiap beberapa hari sekali kami menyantap kolak saat siang atau sore hari. Isinya bisa pisang, tela alias ubi, waluh, pohung alias singkong, atau campuran dari berbagai bahan tersebut. Kadang-kadang kuahnya gula merah, tapi lebih sering gula pasir biasa.
Kolak waluh ini nampak biasa. Tapi rasanya enak. Tekstur waluh itu lebih empuk, lebih lembut, dan lebih manis jika dibandingkan ubi biasa.
Suatu ketika nenek pernah menggoreng waluh dengan adonan tepung tipis. Rasanya juga enak. Seperti tela goreng dengan rasa dan aroma yang khas.
Ketika nonton film-film bertemu Halloween, aku ingin sekali menyantap pai labu kuning. Tapi sayangnya hingga kini belum kesampaian.
Di Singosari, Kabupaten Malang, dulu aja yang jual serba waluh. Ini mengikuti kesuksesan serba tela di daerah Lawang. Tapi aku lupa produknya apa saja, seingatku ada roti, cake, pia, dan donat. Aku sepertinya pernah mencicipi pianya dan ini enak. Empuk dan manisnya juga aromanya itu khas waluh.
Di sebuah tempat makan di Kalimantan, sayur bayamnya disajikan dengan potongan waluh dan ini enak. Aku ikut-ikutan mencobanya. Oh iya bubur tinutuan kadang-kadang juga pakai waluh. Dimasak dengan daun kelor juga sedap. Waluh juga bisa dibuat puding, aku pernah membuatnya.
Nah meski kelihatannya memasak waluh itu sederhana, tapi kulit buah dan dagingnya itu sungguh keras. Perlu kerja keras untuk mengupas dan memotongnya kecil-kecil. Perlu waktu juga merebus atau mengukusnya hingga empuk. Alhasil aku jadi berterima kasih kepada mama dan nenek yang dulu suka memasakkan kolak waluh untukku.
Aku memasak waluh untuk makan malamku hari ini. Lupakan bentuknya, rasanya enak dan enak.
Dewipuspasari's Weblog 