Depok dan Rumah Kucing Terlantar
Sepertinya pengetahuanku tentang Depok sangatlah terbatas. Selama ini aku hanya menjelajahi Depok dari kampus UI, jalan Margonda hingga terminal. Lalu jalan terus sampai Grand Depok City. Tempat lainnya yang kutahu hanya Jalan Juanda dan menuju Studio Alam TVRI. Ya, hanya itu. Oleh karenanya aku takjub ketika naik motor menuju rumah kucing terlantar ke sisi Depok yang belum pernah kujangkau.
Depok itu sangat luas. Depok menaungi 11 kecamatan. Yaitu, Cinere, Cipayung, Cilodong, Cimanggis, Bojongsari, Beji, Tapos, Sawangan, Limo, dan Pancoran Mas. Luas ya. Kupikir Cimanggis, Cipayung, dan Cilodong itu masuk Kabupaten Bogor, termasuk masuk Kota Depok.
Sayangnya Depok yang terkenal hanyalah Margonda Raya. Padahal Depok bisa jadi kota yang asri dan kaya potensi.
Oh iya omong-omong aku sudah pernah menjelajahi sebagian kecil Cimanggis, Cinere, Cipayung, dan Cilodong. Hanya kupikir saat itu bukan wilayah Depok.

Nah tadi aku main ke rumah kucing di wilayah Tapos, Depok. Lokasinya dari raya Bogor lurus aja setelah persimpangan menuju Juanda. Di sebelah kiri kemudian ada tulisan Sukamaju, Tapos.
Tempatnya masih asri. Adem. Banyak kebun dan masih seperti di kampung. Aku seperti bukan di Depok yang kukenal. Tapi pengalaman ini sungguh menarik.
Tibalah aku ke rumah kucing. Ada dua rumah untuk para kucing. Satunya hanya dipakai halamannya saja untuk mereka bermain dan berjemur. Kucingnya Ada banyak sekali, Ada yang masih kecil banget hingga yang dewasa. Kondisinya beragam, Ada yang sehat dan lincah, tapi ada juga yang sedang sakit.
Aku salut dengan pengelolanya. Ketika kutanya apakah kucingnya bisa diadopsi? Sang Bunda menggeleng. Ia ingin kucingnya berakhir di rumahnya. Dirawat dan disayangi oleh keluarganya. Ia kuatir si kucing bakal kembali terlantar jika diadopsi oleh pihak yang kurang bertanggung jawab.
Di sebelah rumah mereka ada kebun yang luas. Rumah mereka terakhir di ujung gang. Untunglah, sehingga tetangga tidak merasa terganggu karena tak semua orang nyaman dengan kucing.
