Saat Kucing Diberikan Obat
Ketika kucing sakit hal yang merisaukanku adalah merawat mereka. Aku sering merasa tidak tega memasukkan mereka ke dalam kandang dan memberi mereka corong kucing. Tapi jika sakit mereka parah, ya apa boleh buat. Dengan menguatkan tekad, aku memasukkan mereka ke dalam kandang agar mereka bjsa beristirahat dan tidak stress. Namun yang paling susah sebenarnya adalah memberi mereka obat.
Obat kucing ada dua di rumah, yaitu obat luar dan obat oral. Sementara jika di klinik mereka bisa disuntik atau ikut terapi dengan laser.
Lebih mudah jika memberi obat kucing berupa obat sirup. Dengan bantuan pipet atau spuit obat, aku bisa memaksa mereka minum sirup. Tapi jika obatnya kapsul atau tablet, maka perlu upaya lebih.
Biasanya aku suka membalut obat tersebut dengan makanan basah. Aku pura-pura tidak tahu ada obat di dalam makanan mereka. Jika obatnya kecil, seringnya berhasil. Tapi jika ukuran obatnya besar, risiko kegagalannya besar. Dilepeh berkali-kali, dicakar, dan ditendang sudah jadi risiko.
Jika obatnya tidak pahit, maka biasanya tablet itu kuhaluskan lalu kucampur ke makanannya. Tapi jika pahit, ya harus berjuang sampai obat tersebut ditelan. Usahanya bisa berkali-kali hingga belasan kali.
Obat luar juga sama. Mengoleskan salep ke mata kucing yang iritasi juga sering berakhir dicakar dan ditendang. Sementara memberikan obat merah dan salep ketika kucing terluka sering membuat kita merasa bimbang ketika melihat lukanya yang masih basah dan terbuka.
Duh Cindil dan Opal pernah luka parah dan dalam. Aku sampai mau nangis dan was-was ketika memberinya obat merah dan salep.
Memberi obat tetes kutu ke tengkuk dan ke telinga juga perlu persiapan agar si kucing tidak terkejut. Lainnya adalah membawa mereka untuk disuntik. Aku pernah setiap hari ke klinik selama dua minggu karena Pang dan Opal pernah kena FIP. Setelah itu pengobatan dilanjutkan dengan terapi laser. Duh rasanya melelahkan juga, tapi ya gimana lagi mereka bagian keluarga.
Akhirnya hari ini aku lega obat antibiotika si Panda Cemong habis dan ia mulai mendingan. Rasanya beban sekali ketika memberikan tablet antibiotika dan kapsul probiotik ke dia dua kali dalam dua hari selama seminggu. Akhirnya perjuanganku selesai dan kini perhatianku bisa beranjak ke Clara yang sedang pilek.

Semangat, Mbak Puspa! Paham banget suka-dukanya kasih obat ke kucing. Dicakar waktu mereka mau dikasih obat itu emang udah ‘satu paket’ dengan kesembuhan anabul kesayangan hehehe…
Hahaha iya, jika obatnya gede aku bingung bagaimana ngasihnya. Pernah Cindil dan Opal luka terbuka, aku bingung ngasih salep ke lukanya🥲