Mendol Tempe

Mendol tempeDi sebuah tempat yang jauh, aku pergi merenung. Jauh, jauh, tapi aku tak ingin aksi perenunganku ini cepat berlalu.

Tempat ini sepi dan sederhana. Aku seperti berada di dua puluh tahun silam. Namun aku menyukainya. Suasana yang tenang damai, hawanya yang sejuk, dan semua tentang daerah ini menyenangkan.

Namun aku tahu diriku, sebulan di sini surga. Bulan berikutnya akan membuatku merasa payah kebosanan.

Seperti tempatnya sederhana, makanan di sini juga sederhana. Semua didapat dan diolah dari alam. Tak ada yang disisakan.

Termasuk tempe itu. Ketika tempe goreng tak habis, ia pun diolah ke dalam bentuk lain. Tempe diubah menjadi tempe penyet, sayur tempe, sambal tumpang, dan mendol tempe.

Favoritku di sini adalah mendol tempe. Ada warung di desa ini yang kerap menjual mendol tempe. Ia bisa disajikan dengan nasi pecel. Namun ia juga bisa dibeli sendiri terpisah.

Aku menyukai aromanya. Aroma tempe yang telah agak berbau. Lalu ada aroma daun jeruk yang segar. Menyantap nasi hangat dengan mendol tempe saja rasanya sudah luar biasa. Apalagi dengan pecel sayuran. Ah seleraku ternyata begitu sederhana.

Aku belum ingin keluar dari guaku. Guaku begitu sederhana dan banyak makanan sedap. Lagipuka aku belum selesai dengan perenunganku. Merenung bersama mendol tempe.

Gambar buatan Sri Vijayanti

~ oleh dewipuspasari pada Juni 16, 2024.

Tinggalkan komentar