“Zack Snyder’s Justice League”, Kenapa Fans DC Begitu Penasaran?
Ketika film “Justice League” tayang 2017 lalu, ada banyak ketidakpuasan di kalangan fans DC. Memang fans DC senang melihat para superhero DC membentuk aliansi dan berjuang melawan musuh bersama. Tapi ceritanya kurang bagus, terkesan terburu-buru dan kurang kesinambungan dengan film sebelumnya, “Batman v Superman. Oleh karenanya ketika kabar film “Justice League” versi Zack Snyder bakal dirilis, euforia pun hadir.
Aku suka menonton animasi “Justice League”, animasi dari potongan-potongan adegan di video gamenya juga kusuka. Hampir semua film jagoan DC juga kutonton termasuk “Green Lantern” yang sungguh buruk. Yang kusuka dari cerita DC rata-rata memang suram, dunia seperti sudah sekarat dan keberadaan superhero seperti sebuah harapan. Oh iya satu lagi yang kusuka dari film DC yakni soundtrack dan skoringnya juara. Beberapa album soundtrack-nya kukoleksi.
Oleh karenanya ketika menyaksikan “Justice League” empat tahun silam aku antara senang dan sedih. Senang karena akhirnya kisah “Justice League” dilayarlebarkan. Di satu sisi terasa sedih karena ceritanya agak dangkal. Kurang ‘dark’ khas DC hehehe. Kesannya musuh terlalu mudah dikalahkan dan ceritanya dangkal, seperti film Wonder Woman yang kedua.
Lho kenapa ada dua versi film “Justice League”? Awalnya sutradara film ini adalah Zack Snyder. Ia yang juga menyutradarai “Man of Steel”-nya Superman dan “Batman v Superman”. Tapi karena konflik internal, Zack mengundurkan diri dan digantikan oleh Josh Whedon yang sukses menggarap “Avengers”.
Konon versi Zack jauh lebih baik dan visioner. Ia memiliki antusias tinggi terhadap cerita jagoan DC.
Tapi itu masih konon. Benarkah?
Nah pada Kamis lalu aku bela-belain langganan Mola TV paket bundling dengan HBO Go. Seingatku biaya langganannya Rp 69 ribu per bulannya. Nah waktu hari Kamisnya (18/3), server HBO sempat down karena begitu banyaknya yang mengakses. Euforia “Justice League” versi Zack Snyder. Aku lalu akhirnya nonton malamnya dilanjutkan Jumat pagi.
Aku baru bisa menulisnya sekarang. Kemarin-kemarin masih sibuk dengan tahlilan ayah dan persiapan kembali ke Jakarta.
Oh iya ini tulisan pertama. Akan kubuat bersambung. Dan karena tulisan ini mengandung spoiler maka berhati-hatilah.
“Justice League” versi Zack begitu panjang. Durasinya empat jam kurang sedikit. Mungkin ia lebih cocok dipecah jadi dua film. Di sini ia dibagi menjadi enam bagian dan satu epilog yang berkelanjutan.
Tiap kejadian dibuat lebih panjang. Keterkaitan dengan film sebelumnya juga terlihat.
Bersambung
Gambar dari greenscene/DC Comic