“Generasi 90an: Melankolia” Duka Berlebihan yang Malah Kehilangan Maknanya
Apa yang Kamu rasakan ketika kehilangan orang yang Kamu sayangi?
Rasa kehilangan menjadi tema utama dalam film berjudul “Generasi 90an: Melankolia”, film produksi Visinema Pictures yang dirilis akhir tahun 2020.
Dikisahkan Abby (Ari Irham) sangat dekat dengan kakak perempuannya, Indah (Aghniny Haque). Ia mengidolakan sang kakak. Hingga suatu ketika kakaknya pergi melakukan wawancara kerja dengan menumpang pesawat.
Pesawat itu mengalami kecelakaan. Indah dinyatakan sebagai salah satu penumpang yang hilang dan belum ditemukan.
Tanpa Indah, seisi keluarga, ayah (Gunawan Sudrajat), ibu (Marcella Zalianty), dan sahabat Indah, Sephia (Taskya Namya) pun berduka. Terlebih-lebih Abby. Ia mengalami duka berkepanjangan.
Ibunya masih sulit menerima kenyataan. Ia masih masih menyimpan harapan. Sementara Abby larut dalam dukanya dan melampiaskan kesedihannya dengan melakukan hal-hal yang tak pantas bersama Sephia. Ia juga tak memedulikan kekasihnya, Kirana (Jennifer Coppen)
Lalu satu-persatu rahasia Indah terungkap.
Premis Tentang Keluarga Korban Kecelakaan
Premis dalam film ini menarik tentang rasa duka yang dialami keluarga korban kecelakaan pesawat. Sepertinya jarang ada, atau mungkin aku belum pernah nonton film Indonesia yang mengangkat isu ini. Dulu ada film berjudul “ILY 38.000 Feet” yang terinspirasi dari peristiwa kecelakaan di Gunung Salak, tapi aku belum pernah nonton filmnya.
Dari film yang dibesut M. Irfan Ramly
ini bisa dilihat bahwa tak semua keluarga korban kecelakaan pesawat dapat segera mengatasi rasa dukanya. Ada yang masih menyangkal, atau menyimpan rasa lukanya diam-diam yang kemudian meledak suatu saat.
Namun entah kenapa, ceritanya meskipun bertemakan rasa kehilangan dan depresi aku merasa hampa. Ada kesedihan dan tangisan yang terlihat dari ekspresi dan gerak-gerik para pemainnya. Tapi sebagai penonton aku kurang bisa ikut merasai kesedihan itu.
Si Ibu kurang punya ruang untuk menyampaikan kesedihannya kehilangan anak putrinya. Yang difokuskan di sini hanya Abby dan Sephia. Aku masih kurang paham kenapa Abby yang berduka malah hilang arah dan melampiaskan ke hal-hal yang kurang pantas. Bila ia menganggap Sephia sebagai pengganti kakaknya tentunya ia tak sepatutnya bersikap buruk kepadanya.
Bukan berarti akting para pemainnya jelek. Tidak. Malah Taskya sebagai Sephia bermain apik di sini. Gunawan dan Marcella sebagai aktor dan aktris senior juga tetap menampilkan performa yang apik. Ari Ilham juga berupaya keluar dari zona nyamannya.
Tapi entah kenapa ruh dan pesan cerita kurang tersampaikan dengan baik. Yang malah lebih menonjol dalam film ini hanyalah kisah anak remaja labil yang bingung menghadapi dunia sepeninggal kakaknya. Apakah berkelakuan buruk dimaafkan dengan dalih sedang merasai kesedihan yang tak kunjung tuntas?
Oke visual dan gradasi warna memang estetik dan dramatik dalam film ini. Beberapa gambarnya juga nampak panoramik.
Tapi lagi-lagi aku merasa hampa. Film ini bagiku hanya kilatan gambar-gambar bergerak dengan raut wajah sedih dan bingung tanpa tersampaikan pesannya.
Lantas Apa yang Dimaksud dengan Generasi 90an?
Aku juga tak paham embel-embel generasi 90an dalam judulnya. Apakah sekadar gimmick?
Di awal film memang disebutkan tentang berita meninggalnya Kurt Cobain dan Nike Ardilla pada tahun 1994 dan Indah yang lahir pada tahun tersebut. Lalu apa kaitannya dengan kabar meninggal dan kelahiran tersebut dengan cerita? Apakah ada generalisasi karakter tentang mereka yang lahir pada tahun 90an?
Generasi 90an juga biasanya lebih merujuk ke mereka yang besar pada tahun tersebut, bukan yang baru lahir pada tahun tersebut.
Jika nama Sephia yang dipopulerkan oleh Sheila on 7 lewat tembangnya berjudul “Sephia” dijadikan penyambung tahun 90-an juga masih kurang pas. Tembang ini tak identik dengan tahun 90-an. Lagu ini juga seingatku bukan dirilis tahun 90-an, melainkan awal tahun 2000-an.
Aku masih bingung dengan judul dan pesan yang ingin disampaikan oleh “Generasi 90an: Melankolia” ini. Film ini lebih pas dengan judul “Melankolia” saja.
Bukan film yang buruk, hanya judul dan isi cerita kurang nyambung.
Gambar dari Visinema Pictures/Netflix