Cerita Cindil

Cindil
Suatu ketika si Kidut alias Cindil, bercerita kepadaku. Ia punya cerita menarik tentang awal mula ia bisa tinggal bersamaku. Aku menyimaknya.

Cindil Wakatobi, nama lengkapnya. Seperti namanya, ia berasal dari daerah yang indah, yakni Wakatobi. Di sana ia hidup damai bersama Mak Mungil dan adik-adiknya.

Mak Mungil sendiri aslinya kucing dari daratan Jawa. Ia kucing Lamongan yang kemudian bertualang hingga ke Pelabuhan Tanjung Perak.

Karena tergiur aroma ikan goreng yang dimasak koki di sebuah kapal, maka ia kemudian tak sengaja ikut menumpang kapal tersebut. Berlayarlah ia ke pulau Sulawesi.

Mak Mungil jadi kucing kesayangan juru masak kapal. Ketika ia kemudian pensiun, Mak Mungil dibawanya ke kampung halamannya, di Wakatobi.

Cindil, anak sulung Mak Mungil terpesona dengan cerita induknya. Ia juga ingin melalang buana dan naik kapal laut.

Mak Mungil lalu memintanya untuk bertualang. Bila nasibnya sudah baik jangan lupa kirim surat dan ajak Mak dan adik-adiknya.

Cindil menangis berpisah dengan Mak Mungil, adik-adiknya dan kampung halamannya. Ia harus punya tuan di Jakarta. Tapi bagaimana menemukannya?

Cindil diantar naik sepeda ke pelabuhan. Ia hanya membawa buntelan berisi ikan kering dan mengenakan topi caping. Ia tak punya uang.

Si nahkoda kapal pinisi kasihan melihatnya. Ia mengijinkan si Cindil tinggal di kapalnya. Tugasnya patroli gudang, menjaga keamanan dari para tikus.

Akhirnya Cindil tiba di Tanjung Priuk. Ia kebingungan. Jakarta sungguh besar. Ia terus berjalan dengan topi caping dan buntelannya. Ia mau menangis ditertawakan kucing-kucing kota.

Hingga suatu ketika Cindil yang kelaparan menangis. Ia tak punya uang dan kucing lain mengejek penampilannya. Lalu datang kucing oren yang nampak gagah. Ia mengenalkan namanya Nero.

Kucing Nero mengajaknya pulang ke rumah majikannya. Di situlah Cindil kemudian bertemu denganku. Cindil menyerahkan surat permohonan dari emaknya dan juga surat rekomendasi dari nahkoda kepadaku.

Ia senang mendapat makanan dariku, ujarnya. Karena hidupnya nyaman denganku, maka Cindil pun menulis surat kepada Mak Mungil dan adik-adiknya. Setelah terombang-ambing di lautan, Mak Mungil bisa berjumpa lagi dengan Cindil.

Aku terpukau mendengar cerita Cindil. Oh itulah asal mula nama Cindil Wakatobi. Kucing putih dengan topi caping naik kapal pinisi.

~ oleh dewipuspasari pada April 24, 2021.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: