Menuju Bali: #Mandi di Toilet Gratis Gubeng

Camera 360Tiba di Gubeng bagian belakang, saya pun segera menyodorkan tiket dan KTP. Tapi saya melongo dengan jawaban si petugas agar saya jalan memutar dan memasuki Gubeng di bagian depan. Saya jengkel dengan jawaban si petugas tersebut karena saya tahu persis kereta Banyuwangi ada di bagian belakang, sehingga akan lebih mudah jika saya masuk dari belakang. Toh saya punya tiket. Tapi si petugas tidak mau dibujuk. Dengan kesal saya pun berjalan memutar. Jalannya jauh sekali, lebih dari 500 meter. Saya yang sudah lelah merasa jauh lebih kesal.

Ketika akhirnya tiba di Stasiun Gubeng bagian depan, saya melihat calon penumpang yang cukup banyak, hingga kursi tunggu di halaman nampak penuh sesak. Saya mulai mencari-cari tempat duduk yang kosong, sebelum melihat tulisan toilet gratis. Saya ingin membersihkan diri dulu, syukur-syukur bisa mandi.

Ketika memasuki toilet tersebut awalnya saya ragu akan kebersihannya. Tapi setelah saya buka pintu toiletnya, ada bak mandi dan WC jongkok yang bersih. Air pun mengucur deras. Tidak perlu waktu lama untuk memutuskan mandi pagi. Bagian yang menyulitkan adalah barang. Ada dua tas yang saya bawa, saya juga mengenakan sepatu. Menaruh tas dan sepatu di luar adalah sangat berisiko. Maka saya mengambil tekat untuk menaruh semuanya dalam kamar mandi, hanya meninggalkan tas berisi pakaian di luar pintu.

Tas berisi barang berharga saya letakkan di gantungan baju. Sepatu dan kaus kaki saya letakkan di bagian tinggi yang sekiranya tidak terkena cipratan air. Lalu mulailah saya meninggalkan pakaian dalam waktu singkat. Mungkin karena saya terbiasa dengan disiplin ala ospek selama di ITS saya tidak terlalu kesulitan untuk mandi dan berganti pakaian dalam waktu singkat dan dalam kondisi terbatas. Tidak sampai 10 menit badan sudah bersih dan segar.

Bagian berikutnya, menunggu adalah paling membosankan. Ketika pukul 07.30 saya menyodorkan tiket dan KTP ke petugas dan ditolak. Saya dipersilakan menunggu hingga pukul 08.00 agar kursi tunggu di dalam tidak terlalu penuh. Saya sudah lelah dan menunggu dengan banyaknya calon penumpang yang menghisap rokok di kursi tunggu luar benar-benar menyebalkan. Duh kenapa sih ruang tunggu tidak dibuat bebas asap rokok saja.

Camera 360Ketika jarum jam sudah menunjukkan pukul 08.00 saya kembali menuju penjaga pintu masuk. Eh ditolak juga. Saya pun ngotot dibiarkan masuk karena saya enggan dijejali asap rokok. Saya tunjuk asap rokok yang seperti kabut di ruang tunggu, baru kemudian ia membiarkan saya masuk. Mungkin ia juga jengah melihat mata saya yang melotot galak. Lagian apa salahnya membiarkan saya masuk toh ruang tunggu di dalam juga sepi. Kereta saya juga akan siap tak lama lagi.

Ruang tunggu dalam sebenarnya sepi dan banyak kursi yang kosong. Namun, ada banyak calon penumpang yang menaruh tas-tasnya di atas kursi sehingga kursi nampak penuh. Alhasil beberapa calon penumpang seperti pasangan bule nampak bingung mencari tempat duduk yang kosong. Setelah bosan menunggu akhirnya kereta Mutiara pun datang. Leganya. Saya ingin tidur nyenyak selama hampir tujuh jam perjalanan.

Camera 360

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada November 21, 2013.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: