Sejumlah Alasan Kalian Perlu Nonton “Tarian Lengger Maut” alias “Detak” Versi Director’s Cut di Bioskop Online

Film Detak

Tari Lengger itu pasti banyak penontonnya. Karena tarian itu adalah bentuk tari sukacita, masyarakat desa bergembira karena panen telah tiba, ujar Mbok Girah kepada Sukma ketika Sukma gelisah dengan penampilan debutnya. Kisah Sukma sebagai penari Lengger Desa Pageralas ini tersaji dalam film berjudul “Tarian Lengger Maut” atau yang memiliki judul asli “Detak”.

Film thriller ini sukses tayang pada libur lebaran lalu. Jumlah penonton film ini cukup banyak. Ada sekitar 220 ribuan penonton. Angka penonton yang besar pada masa pandemi ini.

Film “Tarian Lengger Maut” banyak dipuji karena jalan ceritanya yang tidak biasa, juga sinematografinya yang mantap. Namun tak sedikit yang merasa kurang puas dengan durasi 70 menitan. Agak terlalu singkat untuk ukuran film layar lebar.

Nah, bagi yang merasa belum puas dengan versi theatrical cut alias versi layar lebar, maka kalian bisa menonton versi director’s cut-nya di bioskop online mulai hari ini, Jumat, 17 September 2021. Film ini tayang dengan judul asli, “Detak” dan durasi yang lebih panjang.

Inti cerita “Detak” masih sama dengan “Tarian Lengger Maut”. Dikisahkan di Desa Pageralas, di kaki Gunung Slamet, ada kembang desa bernama Sukma (Della Dartyan) yang sedang berlatih menari untuk menjadi seorang penari Lengger di bawah pengawasan Mbok Girah (Hetty Reksoprodjo).

Konon penari Lengger bukan sembarangan. Hanya yang mendapat anugerah yang bisa menari dengan gemulai dan memikat. Indang yang masuk ke dalam penari bukan hanya membuat orang tersebut luwes menari, melainkan juga melindunginya.

Sementara itu di desa tersebut hadir dokter baru. Jati, namanya. Dokter Jati (Refal Hady) tersebut tampan dan begitu sopan, membuat Sukma beberapa kali mencuri pandang.

Sayangnya sejak kehadiran dokter tersebut, Desa Pageralas seolah-olah mendapat kutukan. Beberapa warga desa raib secara misterius. Seorang warga desa, Samsudin, yang mengejar-ngejar Sukma, mencurigai dokter Jati ada di balik kejadian tersebut. Benarkah ada sesuatu yang disembunyikan oleh dokter tersebut?

Detak

Menurutku film “Detak” di bioskop online ini layak ditonton baik yang sudah menonton maupun yang belum menonton sama sekali. Berikut sejumlah alasannya:

1. Cerita yang Tak Biasa
Genre thriller belum banyak disentuh sineas Indonesia. Padahal genre ini banyak potensinya dan memiliki sejumlah penggemar tersendiri yang jumlahnya tak sedikit. “Detak” ini menurutku menarik karena mengeksplorasi nuansa thriller dengan memadukannya dengan nuansa tradisional, yaitu tari Lengger dan budaya Banyumasan dengan dialek ngapak-ngapaknya.

Bagi yang bosan dengan film Indonesia dengan tema cinta-cintaan atau tema horor, maka film “Detak” ini terasa segar.

2. Durasinya Lebih Panjang dan Nuansanya Agak Berbeda dengan Versi Bioskopnya
Aku sudah menonton keduanya. Jika diperhatikan durasinya, maka ada sekitar 30 menitan yang terpotong. Versi bioskop 70 menit dan versi aslinya 103 menit. Dengan demikian ada banyak adegan yang tak ada di dalam versi bioskop, ada di versi asli ini.

Bagi yang sudah menonton film versi teatrikal, maka akan mengetahui bahwa awalan filmnya berbeda. Di versi bioskop, penonton akan langsung disuguhi dengan adegan yang menggiriskan. Lain halnya dengan versi asli ini, penonton akan mendapati adegan dr. Jati yang berkendara menuju desa ini, dengan sorotan panorama yang hijau dan indah.

Urutan ceritanya pun agak berbeda. Sehingga apabila kalian sudah merasai film layar lebarnya, akan merasakan nuansa yang berbeda. Di film versi layar lebar, nuansa thriller terasa lebih kental dengan unsur mistis. Namun di film versi asli ini unsur drama dan nuansa tradisinya terasa lebih menggigit.

3. Dinamika Emosi dan Pengembangan Karakter Lebih Hidup
Oleh karena durasi yang lebih panjang, maka di film “Detak” ini penonton bisa melihat dinamika emosi dan pengembangan para karakternya. Penonton bisa melihat perubahan karakter Sukma secara perlahan-lahan dari yang pemalu kemudian mulai percaya diri.

Demikian pula dengan sosok dokter Jati. Penonton mendapatkan gambaran utuh bagaimana sosoknya yang teliti dan perfeksionis.

4. Unsur Tradisi Banyak Disorot
Yang membuat film besutan Yongki Ongestu ini menarik salah satunya unsur tradisi Banyumasan. Dalam film “Detak” ini porsi tarian lebih banyak. Demikian pula dengan musik dari irama calungnya dan tembang yang digunakan untuk mengiringi tarian ini.

Latar belakang tarian Lengger juga banyak disampaikan oleh Mbok Girah. Apa maksud tarian ini dan kenapa masyarakat desa menyambut tarian ini dijelaskan di sini.

5. Gambar yang Indah dan Simbolik
Ya, kekuatan film produksi Aenigma Picture dan Visinema Pictures ini salah satunya juga sinematografinya yang indah. Bentang alam yang disajikan di sini panoramik. Palet warnanya dari sisi pewarnaannya juga nyaman di mata. Sudut pengambilan gambarnya juga memikat.

Selain gambar yang indah. Rupanya juga ada berbagai adegan yang simbolik. Salah satu petunjuknya yaitu ada adegan di mana Sukma dan dr Jati dipisahkan oleh sehelai plastik. Nanti kalian cari sendiri di adegan mana. Nah di situ ada makna simbolik bahwa pikiran dr Jati sudah kacau. Sehelai plastik ini juga bisa bermakna batas yang memisahkan dua dunia.

Detak

Menurutku film “Detak” ini layak untuk direkomendasikan, baik yang sudah menonton versi bioskop maupun yang belum menontonnya sama sekali. Film ini mengandung cerita yang segar, akting yang memikat, gambar yang menawan, dan unsur tradisi Banyumasan yang kental.

Gambar milik Aenigma Picture/Visinema Pictures.

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada September 17, 2021.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: