Pak Satpam
Tadi pagi usai Subuh sekitar pukul 05.00 pagi, kami kedatangan tamu. Kami terkejut karena jarang sekali ada tamu pagi-pagi. Rupanya ia adalah pak satpam yang hendak mencari kakakku. Ia hendak meminjam sesuatu.
Mungkin karena terdesak dan perlu cepat maka ia pun datang pagi-pagi. Kakak sendiri adalah bendahara RT.
Keberadaan satpam di kampung sangat diperlukan untuk menjaga keamanan warga. Dulu namanya hansip. Sekarang namanya satpam biar lebih modern. Mereka digaji dengan kas RT, yang merupakan iuran warga.
Di tempatku di Jakarta juga ada satpam. Karena kompleksnya agak besar maka ada sembilan satpam dengan tiga kali shift. Ada yang bertugas di depan, di belakang, dan juga ada yang nanti bagian keliling.
Mereka juga sama digaji dengan kas RW. Tiap tahun saat lebaran mereka juga dapat THR berupa satu kali gaji dan bingkisan lebaran. Khusus untuk THR, warga patungan lagi. Hal yang sama juga didapatkan dengan petugas kebersihan.
Ketika aku tanyakan ke mereka, rupanya gaji mereka belum sesuai dengan UMR DKI. Namun mereka tetap menerimanya karena faktor mencari pekerjaan yang susah. Moga-moga ada solusi dari ketua RW seperti menaikkan iuran warga atau memotong pos pengeluaran yang kurang penting agar mereka lebih sejahtera.
Tentang pak satpam, kami punya hubungan erat dengan mereka. Kami hafal nama-namanya dan sering merasai jasa mereka.
Salah satunya adalah satpam yang sering kami mintai tolong menjaga para kucing. Ia pecinta kucing sehingga tidak masalah untuk memberi makan kucing setiap kami pergi.
Ada satu satpam yang enggan karena ia alergi kucing. Aku tak masalah, memang tidak semua orang suka dan bisa dekat dengan kucing.
Tadi aku mengobrol dengannya, menanyakan kabar si Cindil dan para anak kucing. Mereka nampaknya baik-baik saja. Aku sudah merindukan mereka.
Omong-omong selamat lebaran kawan-kawan. Selamat berkumpul bersama keluarga.
Dewipuspasari's Weblog 