Dia Tidak Pulang Saat Lebaran
Dia tidak pulang saat lebaran. Begitu juga pada H+1 lebaran. Ia menikmatinya sendiri bersama kucingnya. Dia tidak apa-apa dan tidak merasa apa-apa dengan pilihannya.
Lebaran tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Tidak ada kue kering dan tidak ada es podeng. Yang ada sebuah kopi hitam yang hangat dan kerupuk yang renyah. Gadis itu tak kecewa pada perbedaan tersebut. Ia yakin pria di benua berbeda merasakan hal yang sama dan mungkin lebih buruk daripada dirinya.
Ia merayakannya di rumahnya tetap dengan sukacita ala dia. Kopi hitam hangat cocok menyambut pagi yang syahdu. Sejak dini hari langit dihiasi oleh takbir. Subuh yang begitu syahdu
Lebaran adalah salah satu momen istimewa yang ditunggu umat Islam di Indonesia, tapi baginya seperti hari-hari biasa karena tak ada pria tersebut. Ia mengucapkan pesan kepada pria tersebut Juli masih hujan dan mungkin Jakarta takkan pernah kemarau tahun ini.
Awal Juli, hujan dan lebaran. Mendung, kelabu syahdu. Tidak ada sesuatu yang sama pada hidup. Setiap harinya unik dan ada istimewa. Begitu juga lebaran tahun ini, tak sesepi yang ia kira.
Mitha si gadis pengkhayal itu pulang pada malam natal. Ia mengejutkan pria teman masa kecilnya yang diam-diam merindukannya. Tapi gadis itu bukan Mitha. Ia tak wajib datang saat natal ataupun lebaran. Semesta pun tak mewajibkannya untuk pulang.
She came home for a christmas, seperti pada lagu milik Mew. But the other woman didn’t come home for Ied mubarak.
Gadis itu tidak pulang lebaran kali ini. Begitu juga esok dan esok harinya. Tapi ia tetap akan pulang untuk menjenguk udara di kota yang pernah menghidupinya. Kapan ia pulang, Engkau akan mengetahuinya segera.
Gambar dari sini
Terkait
~ oleh dewipuspasari pada Juli 6, 2016.
Ditulis dalam Diary Istri Upik
Tag: dia tidak pulang, lebaran