Nero Mengurus
Kucingku Nero bulan November nanti akan berusia lima tahun. Ia sudah masuk sebagai kucing dewasa. Nero sudah tak lagi seperti dulu. Kerjaannya patroli dan berkelahi. Bulunya tak seindah dulu dan ia mengurus. Ia tak setiap hari pulang ke rumah. Dan aku merindukannya.
Pagi ini Nero tiba. Ia nampak lapar. Untunglah aku menyimpan ayam goreng kesukaan Nero. Kucingku ini memang sangat suka menyantap ayam goreng. Ia pun dengan lahap melahapnya.
Sudah satu setengah potong ayam goreng yang disantapnya. Ia nampak masih lapar. Aku kemudian menggoreng ikan cue dan beberapa udang. Ia menyantapnya dengan suka cita. Oh Nero kasihan dirimu.
Pagi ini Nero datang. Ia minta dielus-elus. Biasanya ia enggan dan menghindar. Neroku makan dan duduk dengan nyaman. Aku mengelus-elusnya dengan penuh sayang.
Si Ponoc pun tak mau kalah. Ia mendekatiku. Ia yang biasanya tak suka ayam goreng pun mencobanya sedikit. Ia juga ingin diperhatikan.
Nero dan Ponoc, Kalian kucing-kucing kesayanganku. Coba kalau si Mungil juga hadir maka kebahagiaanku akan komplit.
Mbak Dewi, aku habis baca artikel tentang kenapa kucing kalau mati nggak ada yang tau, tiba-tiba ilang aja gitu. Ternyata, karena kucing suka menyendiri dan cari tempat sepi pas tahu dia mau mati. Kayak udah ada feeling gitu. Sedih bacanya. :”( kok ya nggak nyusahin orang sih hewan ini. Hiks. Pantesan jadi hewan favorit Rasulullah ya.
Hiks gitu ya. Ada juga kucing yang kayak bunuh diri gitu, tidur di tengah jalan ketika ia kayak sudah sekarat.