Si Kidut
Anggota keluarga kucing kami bertambah satu. Kami kedatangan Kidut. Sebenarnya sudah sejak puasa lalu. Ia kucing putih yang aktif dan lucu.
Melihat perawakan Kidut aku jadi ingat waktu Pwan, saudari Mungil yang almarhum masih hidup. Pwan disemayamkan di bawah pohon mangga, bersama saudaranya yang belum bernama dan bayi si Kecil.
Penampilan Kidut mirip sekali dengan Pwan. Mereka sama-sama berbulu dominan putih dengan akses poni. Bulunya juga pendek dan tipis, tidak setebal si Mungil. Ekornya panjang dan sama-sama lincah. Bedanya Pwan berponi satu, si Kidut berponi dua.
Entah karena aku rindu Pwan aku pun membiarkan Kidut memilihku jadi tuannya. Ia pun resmi tinggal di halaman dan sesekali masuk rumah.
Ia kucing yang lincah. Setiap kali aku membuka pintu rumah, ia pun langsung tancap gas. Lari sekencang-kencangnya masuk rumah.
Ketika aku berangkat kerja ia suka membuntutiku hingga aku membuka pagar. Saat-saat itu aku jadi merasa malas untuk berangkat dan memilih bermain bersamanya. Ketika aku tiba, ia selalu menyambutku. Aku jadi terharu.
Ia nampak manis, imut dan menggemaskan jika belum kenal. Aslinya ia nakal sekali. Paling nakal di antara Mungil, Kecil, dan Nero. Rumahku suka diacak-acaknya. Naik-naik kemana saja. Ingin tahu rasa makanan ini dan itu. Ia juga meniru kakak tirinya, si Mungil. Ia juga suka nonton televisi.
Itulah kisah kucing Kidut. Ia kini sudah hampir tiga bulan. Gayanya kayak tikus kecil, suka mengendap-endap lalu menerjang Mungil yang hampir pulas
Wah kucing nya difoto sadar kamera ya hhhh 😂
Hehehe kayaknya pengin jadi foto model majalah kucing