Kisah-Kisah Tentang Nasi
Beberapa waktu lalu aku memborong banyak komik. Puluhan, hampir saja mau seratus, untung nggak jadi hehehe. Beberapa komiknya membahas tentang makanan. Yang menarik dari komik tersebut, ceritanya bukan tentang remaja putri dan putra yang kemudian jatuh cinta. Ada sih bumbu-bumbunya, bumbu komedi dan romantis, tapi fokus utamanya tetap makanan.
Dalam komik-komik tersebut, ada yang khusus membahas tentang bakeri, dari kue jenis pastry hingga kue-kue ala Eropa lainnya yang rata-rata berbahan baku telur, terigu, dan gula. Ada juga yang khusus membahas tentang kopi. Nah, ini membuatku sedih karena belum banyak buku-buku di Indonesia yang menggunakan fiksi berbasiskan riset tentang kopi. Adanya “Filosofi Kopi” dan buku-buku jenis nonfiksi. Wah padahal Indonesia adalah surganya kopi.
Komik satu lagi membahas tentang miso. Ternyata ragam miso itu banyak, ada yang terbuat dari gandum, kedelai, dan juga beras. Rasa dan aroma yang dihasilkan, demikian juga dengan warnanya jadi berbeda. Ini menarik. Mungkin seperti kisah terasi di Indonesia, di mana antara terasi udang, terasi ikan memiliki rasa yang khas masing-masing. Terasi sidoarjo dan terasi dari cirebon, misalnya, bisa jadi punya rasa berbeda. Demikian juga dengan petis, dan lainnya.
Yang membuat terinspirasi dan tergerak menulis (setelah proyek menulis kuliah, pekerjaan, dan horor pastinya) adalah kisah tentang anak perempuan, eh remaja sih, yang begitu ngefans akan ramen. Ia setiap pagi dan pulang sekolah menyantap ramen. Ia rela berkeliling dari satu kedai ke kedai lainnya mencobai ramen, bahkan ke beda kota, dan ke kedai tengah malam. Di situ aku juga baru tahu ada ramen panas dan ramen dingin. Ada jenis ramen dengan kuah miso, kuah seafood, kuah daging, dan juga ada ramen kering tanpa kuah. Lalu ada juga kreasi ramen dengan tomat dan ramen dengan nanas. Hahaha menarik.
Nah dari cerita tersebut aku ingin nantinya membuat fiksi kuliner. Ceritanya sederhana, tentang anak perempuan yang doyan nasi goreng. Ia lalu melakukan riset seputar nasi goreng dari berbagai daerah. Membandingkan antara nasi goreng tanpa kecap dan plus kecap, serta bumbu lainnya. Ia juga kemudian juga tertarik menambah pengetahuan tentang khazanah nasi nusantara, dari nasi liwet, nasi kebuli, nasi kuning, dan ragam nasi lainnya.
Omong-omong aku sendiri jarang menggunakan kecap untuk membuat nasi goreng. Pasalnya nasi goreng di Malang dan Surabaya rata-rata tak menggunakan kecap, melainkan cabe merah dan saus tomat. Dulu ibuku pernah membuatkanku nasi goreng jelantah. Ini enak banget. Nasi goreng dengan nasi putih dengan minyak bekas menggoreng tempe tahu.
Aku juga suka berkreasi dengan sambal. Di rumah aku suka membeli aneka sambal, kadang-kadang meraciknya sendiri. Alhasil ada nasi goreng sambal terasi, nasi goreng sambal tuna kemangi (duh ini enak banget), nasi goreng cumi asin, dan nasi goreng cakalang asap (ini juga sedap, ada aroma asapnya). Bu Tatik, rekan kantor seniorku juga pernah membuatkan nasi goreng dengan bumbu rendang dan nasi goreng sambal ijo. Ini juga enak.
Oleh karena aku tak bisa menggambar siapa tahu ada yang bisa membantuku membuat ilustrasinya hehehe, atau berkolaborasi denganku membuat serial kuliner ini.
Hemmm kutulis di sini takutnya lupa. Bagi yang ingin tahu komik inspirasinya judulnya “Ms. Koizumi Loves Ramen Noodles”.
waaah ternyata komik juga ngebahas tentang makanan dan kuliner gitu ya, jadi inspirasi buat komik sendiri tp ngebahas nasi, nasi itu powerfull karena diapain aja enak, nasi anget tambah garam aja udah enak gimana yang lain.. hehe
Iya ada manga yang membahas khusus tentang aneka jenis rame. Ada lagi yang khusus membahas tentang miso. Ini bikin aku tertarik untuk bikin cerita khusus nasi, dimulai dari nasi goreng.
Ya ampun mba Dewi seru banget kisah inspirasinya bisa jadi tulisan semenarik ini
Aku udah mulai bikin hehehe
Wow aku baru tahu soal saus tomato untuk nasgor Mbak hehe unik Yah jadi penasaran.
Eh di Malang dulu sering sih lihat nasi goreng pakai cabai dan tomat. Ada juga yang pakai saus tomat. Enak juga. Malah jarang banget yang pakai kecap manis di Malang, aku baru nemu di Jakarta.
wah wah bisa dilanjutin nih Kak bikin cerita tentang nasi gorengnya, siapa tau menarik orang buat membacanya yah hehe.
hehehe iya
SemangatCiee Mbak Dewi, bisa deh. Serial Kuliner menurut daku mengasyikkan mbak, bisa dijadikan kisah thriller ataupun yang mengandung hikmah. Dulu pernah jadi antologi yang bagian thriller hihi
wah jadi thriller, menarik juga.
Menarik sekali ini, nasi bisa jadi inspirasi sebuah buju. Memasak nasi di jaman dulu ada bermacam cara, liwet, tanak, kukus, tim dan sebagainya. Namun semuanya hampir tidak lagi orang2 jaman sekarang, karena sudah ada ricecooker
Dulu jaman ngekos aku sering ngetim, agak ribet sih. kadang-kadang nanak juga dan hasilnya lebih bagus daripada dengan rice cooker.
Wuaduuuhhh otw ke dapur, mau bikin nasgor pake sambel terasi ahhhh 😀
enak…enak..enak, apalagi pas lagi lapar