Cerita Rawon

Rawon

Duh lagi-lagi aku tak hafal dengan bumbu rawon. Bumbunya begitu beragam. Karena aku jarang masak rawon, maka aku masih suka mencari contekan. Dan yang pasti aku harus mencari keluwek.

Pada suatu ketika aku menghadiri acara tentang kuliner membahas tentang aneka fermentasi masakan nusantara. Salah satunya adalah keluwek. Ia adalah produk fermentasi, buah dari pengetahuan nenek moyang kita.

Ia telah mengalami proses fermentasi sehingga warna pasta di dalam buah tersebut cokelat hingga kehitaman. Aku tak paham bagaimana dulu nenek moyang mengetahui tanaman ini bisa difermentasi dan dibuat sebagai bahan masakan.

Sampai sekarang aku masih takjub dengan pengetahuan leluhur tentang memasak. Bagaimana mereka tahu bumbu A dan bumbu B jika dipadukan menghasilkan masakan yang lezat. Bagaimana dengan rawon? Kok mereka bisa tahu keluwek dan lainnya bisa pas berharmoni dalam sebuah rawon.

Memilih keluwek juga mudah-mudah susah. Kalau tak beruntung maka isinya kosong atau pastanya kering dan pahit. 

Sejarah kuliner ini bagiku sangat menarik. Sama halnya dengan menyantap rawon yang rasanya jarang sama. Kadang-kadang ada yang kuahnya kemanisan, agak pahit, atau dagingnya masih belum empuk.

Dulu ada yang berkreasi dengan rawon setan, aku lupa rasanya. Aku menyantapnya waktu itu di Surabaya. Ada juga yang menemukan ide membuat rawon pincuk, rawon dibungkusnya dengan dipincuk atau dibungkus daun.

Rawon biasanya disajikan dengan telur asin dan kerupuk udang. Enak sekali disantap dengan nasi hangat. Duh memikirkannya saja bikin aku lapar.

~ oleh dewipuspasari pada Januari 5, 2021.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: