Menunggu
Ruang tunggu itu cukup ramai, meski tak sampai hiruk pikuk. Kulihat wajah-wajah penunggu yang kuyu. Wajah mereka masih tersaput kabut, imbas belum cukup tidur.
Baru pukul 07.10. Masih cukup pagi. Langit di Malang belum begitu terang, nampaknya mendung, dan panas pun belum terik.
Aku pun duduk melamun. Tak banyak yang bisa kulakukan, selain duduk di pojok dan menunggu. Menunggu jam berlalu dan berharap-harap tak ada kabar buruk.
Duduk dan menunggu. Sambil memerhatikan sekelilingku. Aku merasa dejavu. Dulu di tempat yang lain aku juga seperti itu. Hari demi hari aku lebih banyak diam, menunggu, sehingga aku hafal lika-liku dan detail tempat itu, demikian pula dengan rutinitas petugas dan kebiasaan pengunjung.
Langit masihlah mendung. Selama empat hari ini hujan terus turun. Menambah suasana hatiku yang sedang kelabu.
Masih pukul 08.28 belum dua jam aku melamun dan menulis ini itu. Sinyal untuk koneksi internet begitu buruk sehingga aku tak bisa melakukan browsing ini itu dan mengerjakan ini itu.
Duduk dan menunggu. Kami diminta pergi sementara dulu. Ada bersih-bersih dengan desinfectan di ruang tunggu.
Lalu kulihat kucing lucu. Kucing putih oren dengan ekor bundel imut. Aku ingin menyentuhnya tapi ia nampaknya takut pengunjung. Kehadirannya menghiburku.
Kredit: Ghibli
Terkait
~ oleh dewipuspasari pada Februari 3, 2021.
Ditulis dalam Diary Istri Upik
Tag: menunggu
lucu