Kucing dan Kesedihan
Sejak ia dewasa, Nero menjadi sering berkelana. Tak setiap hari ia pulang. Tapi suatu ketika ia tak berniat pergi ke mana-mana. Ia memilih bergelung ke pangkuan. Ia seperti menghiburku yang sedang menyesapi kesedihan.
Pada hari-hari tertentu aku lebih sensitif dan emosional dari hari-hari biasanya. Membaca sebuah kabar sedih, aku ikut menyesapi emosi dan kesedihannya. Padahal mereka tak kukenal.
Dan hari itu aku habis membaca kabar sedih. Sisi empatiku membuatku merasai sedih dari orang asing. Dan Nero menghampiri. Ia yang mulai menjauh kini terasa intim. Nero seperti Nero kecil. Ingin selalu dielus dan disayangi.
Mengelus-elus kucing itu memberika perasaan nyaman. Rasa sedihku menguar. Apalagi jika si kucing mendengkur atau memberikan tatapan manja. Si Nero yang dingin rupanya juga menyimpan kasih sayang.
Nero tahu perasaan hati kita lebih baik dari siapapunš¤
Wah kayaknya iya