24 Tahun Film “Titanic”, Masih Rajin Diputar di TV
Tragedi Titanic terjadi 109 tahun silam. Peristiwa tenggelamnya kapal ini begitu mengejutkan. Ada kenangan dan cerita menyangkut tragedi kapal itu. Salah satu cerita yang terinspirasi dari tragedi tersebut dan berhasil merebut hati pecinta sinema adalah film tentang Jack Dawson dan Rose DeWitt dalam film “Titanic”.
Tak terasa sudah 24 tahun berlalu sejak film yang dibintangi Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet ini kali pertama tayang di bioskop. Film ini meledak dan laris diputar di mana-mana.
Setelah tayang di bioskop, film ini rajin diputar di televisi. Dan karena durasinya yang lumayan panjang, tiga jam lebih maka kadang-kadang televisi membaginya menjadi dua bagian. Wah entah sudah berapa kali aku menontonnya.
Kisah cinta dengan latar sebuah tragedi kapal raksasa rupanya banyak disuka. Apalagi dengan adanya tembang “My Heart will Go On” yang dibawakan secara apik oleh Celine Dion, makin banyak yang tertarik dengan film ini.
Film “Titanic” diawali dengan penemuan bangkai kapal RMS Titanic. Tim menemukan brankas yang diharapkan menyimpan benda berharga. Tapi kalung berlian yang dijuluki Heart of Ocean rupanya tak ada di sana melainkan sebuah gambar gadis muda tanpa busana yang mengenakan kalung tersebut.
Seorang nenek bernama Rose DeWitt (Kate Winslet) kemudian menghubungi mereka. Ia bercerita gambar itu adalah miliknya. Ia adalah salah satu penumpang kapal Titanic yang selamat.
Rose kemudian bercerita pengalamannya selama naik kapal, bagaimana ia mendapatkan kalung tersebut dari tunangannya, Cal Hockley (Billy Zane) dan tentunya pertemuannya dengan Jack Dawson (Leonardo DiCaprio)
Jack berbeda dengan orang-orang yang pernah ditemui dan ada di sekeliling Rose. Rose dan keluarganya terbiasa hidup di lingkungan elit. Ayahnya sudah meninggal dan ibunya berharap Rose akan menikah dengan Cal dan kehidupan ekonomi kembali terangkat.
Rose tak ingin bersama Cal. Gap usia keduanya cukup jauh. Ia juga ingin hidup bebas, tak terikat dengan gaya hidup bangsawan pada umumnya.
Ketika ia ingin bunuh diri dengan melompat, ia ditolong oleh Jack. Keduanya lambat laun semakin dekat. Kedekatan ini menuai ketidaksetujuan dari ibu Rose dan tentunya Cal.
Rumus Sukses “Titanic”
Selain memajang bintang-bintang yang cantik tampan dan bertalenta, ada beberapa rumus yang membuat film Titanic sukses. Yang pertama adalah perbedaan ‘kasta’ dan ‘pertunangan paksa’ di mana penonton diajak bersimpati kepada hubungan Rose dan Jack yang berbeda latar belakang.
Cal memang tampan, tapi Jack lebih menyenangkan. Karena cerita dari sisi Rose maka tentunya dari segi pandang si Rose sehingga Cal nampak keji.
Akting para pemainnya oke meski Kate di sini nampak bongsor sehingga Kate dan Leo di sini sebenarnya lebih nampak seperti kakak adik daripada pasangan kekasih.
Titanic juga memiliki adegan ikonik. Kalian pasti ingat adegan ikonik tersebut. Banyak ditirukan penumpang di kapal hehehe.
Rumus lainnya adalah glamour. Kapal pesiar yang mewah dan juga kostum pemainnya yang indah. Ini unsur yang memanjakan mata.
Konfliknya juga dramatis. Kisah tenggelamnya kapal Titanic sudah banyak yang tahu. Tapi bagaimana kisah di antara para penumpangnya ini yang jadi salah satu daya tarik.
Film ini masih enak ditonton meski sudah disaksikan berulang kali. Apalagi jika menikmatinya sambil mendengarkan lagu Celine Dion.
Omong-omong kita juga punya film tentang kapal tenggelam. Judulnya “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” karya Buya Hamka. Ada yang sudah nonton? Kapal Van der Wijck ini tenggelam tahun 1936 dan memiliki cerita cinta tragis di dalamnya.
Gambar dari National Geographic, IMDb, dan 20th Century Fox.
Dewipuspasari's Weblog 