Kasus-kasus Sadis Manga Detektif
Dulu waktu remaja aku suka membaca detektif Conan dan Kindaichi. Ketika aku membacanya lagi saat dewasa, aku merasakan perbedaan nuansanya. Sama halnya ketika aku membaca lagi Tintin, di mana unsur rasisnya di beberapa cerita terasa saat aku membacanya di usia dewasa. Di kedua manga detektif itu aku merasakan kasus mereka terlalu sadis.
Terutama Kindaichi. Kasus-kasus Kindaichi kebanyakan pembunuhan. Dan pembunuhannya terasa brutal mengerikan. Ada yang korbannya dipenggal ada juga yang dimanipulasi sehingga terkesan bunuh diri, misalnya seolah-olah mati gantung diri.
Dan yang membuatku resah, dalam cerita tersebut korban sepertinya hanya angka. Rasa sedih dan takut karena ada korban yang meninggal dalam cara yang tragis seperti itu rasanya kurang terasa di cerita Kindaichi.
Seperti dalam cerita sekolah bimbel yang disebut sekolah mati gantung. Di sini ada kasus beberapa remaja ditemukan tewas gantung diri. Ada yang menduganya karena stress karena tekanan yang luar biasa untuk bisa masuk perguruan tinggi. Ada juga yang menduganya karena kutukan. Namun sebenarnya seperti dalam kisah-kisah Kindaichi lainnya, itu adalah pembunuhan.
Aku memang penasaran dengan pemecahan trik pelaku juga bagaimana Kindaichi menebak pelakunya. Hanya aku berharap ceritanya tidak melulu pembunuhan sadis. Bisa berupa teka-teki atau misteri yang menuntut kejelian.
Dalam cerita Trio Detektif ataupun Sherlock Holmes setahuku tidak semua bercerita tentang misteri pembunuhan. Ada juga yang teka-teki dan itu juga menarik. Kasus pembunuhannya juga tidak banyak yang digambarkan begitu sadisnya.
Jika melihat rating usia membacanya minimal 12 tahun aku jadi resah. Kasus sadis seperti ini sebaiknya diberi rating 17 tahun ke atas atau lebih.
Iya sih sadis bgt…harusnya masuk level comic tapi dulu blm ada
Kebanyakan kasusnya soalnya pembunuhan dan korbannya tewas mengenaskan. Kalau dibaca anak 12 tahun bagaimana ya. Aku yang dewasa saja bacanya masih miris.