Film dan Tembang Tentang Pesan dalam Botol

Pesan dalam botol

Gara-gara tadi malam tiba-tiba buat utas tentang film dan lagu berjudul “Message in a Bottle”, maka akhirnya kupakai saja buat artikel hari ini. Dulu aku suka sekali dengan tembang “Message in a Bottle” yang dibawakan oleh Machine Head. Lalu rasanya kesal dan sedih dengan penutup film “Message in a Bottle”.

Bahas filmnya dulu ya. “Message in a Bottle” adalah film drama romantis yang berakhir tragis. Film ini diangkat dari novel Nicholas Spark dan dirilis tahun 1999. “Message in a Bottle” dibesut oleh Luis Mandoki dan dibintangi oleh Kevin Costner dan Robin Wright.

Tokoh utama di sini adalah seorang nelayan dan mantan reporter yang bekerja di media cetak. Dikisahkan Theresa Osborne (Robin Wright) ketika berlibur menemukan sebuah surat cinta dalam botol. Surat itu ditujukan ke Catherine. Temannya diam-diam mempublikasikannya di koran dan kemudian mendapatkan banyak respon. Salah satunya memiliki gaya tulisan yang mirip dengan yang ada di surat cinta dalam botol tersebut.

Theresa penasaran. Lalu ia menelusuri pemilik pesan dalam botol tersebut. Akhirnya ia menemukannya, seorang pria bernama Garret Blake (Kevin Costner). Ia menulis surat-surat itu untuk mendiang istrinya.

Message in a bottle
Keduanya kemudian nampak saling tertarik. Tapi Theresa merasa putus asa, melihat Garret yang masih nampak mencintai istrinya, hingga kapalnya pun diberinya nama Catherine.

Hingga suatu ketika Garret menuliskan sebuah pesan lagi dalam botol. Ia lalu pergi berlayar.

Malangnya badai tiba. Setelah berhasil menolong satu keluarga yang hampir tenggelam, ia malah tak selamat.

Theresa merasa begitu kehilangan dan berduka. Apalagi ketika ia membaca pesan Garret yang ditujukan buat Catherine. Rupanya Garret menuliskan pesan, ia meminta restu Catherine untuk memulai hidup baru bersama Theresa.

Waktu itu aku menontonnya di teve dan tak siap melihat penutupnya yang seperti itu. Mengapa harus berakhir tragis? Tapi mungkin karena penutupnya yang tak biasa, maka film ini jadi berkesan bagiku.

Message in a bottle
Lagu-lagu soundtrack-nya juga bagus. Yang paling kuingat adalah tembang “One More Time-nya Laura Pausini. Lagu ini indah dan sedih sekaligus. Laura membawakannya dengan penuh penghayatan. Suaranya juga merdu. Hanya, musik dan liriknya begitu pilu.

If I could hold you one more time
Like in the days when you where mine
I’d look at you ’till I was blind
So you would stay

I’d say a prayer each time you’d smile
Cradle the moments like a child
I’d stop the world if only I
Could hold you one more time

 

Lagu ini diciptakan oleh Richard Marx dan diproduseri David Foster. “One More Time” menurutku lagu Laura yang paling bagus juga paling sedih.

Lagu soundtrack lainnya adalah “I Love You” dari Sarah McLahlan yang juga indah sekaligus sedih. Suara dan gaya bernyanyi Sarah di sini berbeda dengan biasanya, lebih halus.

And I forgot to tell you I love you
And the night’s too long
And cold here without you
I grieve in my condition
For I cannot find the words to say, “I need you so”

 

Lagu-lagu lainnya ada Beth Nielsen Chapman dengan “I Will Know Your Love”, Sinead Lohan dengan “No Mermaid”, Faith Hill dengan “Let Me Let Go”, Hootie and The Blowfish dengan “Only Lonely”, dan “I Could Not Ask for More” dari Edwin McCain. Lagu “One More Time” dan “I Could Not Ask for More” yang paling beken dari album soundtrack ini.

Tembang “Message in a Bottle”
Kupikir tembang “Message in a Bottle” dari Machine Head merupakan tembang soundtrack film ini. Ternyata bukan, meski judulnya sama.

Lagu Machine Head ini bagus komposisi musiknya. Dinamis. Lagu ini masuk dalam album “The Burning Red” dan dirilis tahun 1999. Bagian reffrain seolah-olah menunjukkan keputusasaan.

 

Rupanya band ini hanya daur ulang. Tembang ini aslinya milik The Police. Ia diciptakan oleh vokalis dan basis, Sting. Ketika dirilis tahun 1979 sambutan lagu ini apik dan berhasil menduduki peringkat atas beberapa tangga lagu ternama.

Lagu ini terinspirasi dari kisah mereka yang terdampar di pulau dan kemudian menuliskan pesan lewat botol.

A year has passed since I wrote my note
I should have known this right from the start
Only hope can keep me together
Love can mend your life
Or love can break your heart

 

Lirik lagu ini sedih, terutama bagian menjelang akhirnya. Dikisahkan di lirik, seseorang tersebut menyadari ada ribuan botol. Miliknya hanya salah satunya. Ada begitu banyak mereka yang terdampar dan berharap bisa pulang.

Walked out this morning
Don’t believe what I saw
A hundred billion bottles
Washed up on the shore
Seems I’m not alone at being alone
A hundred billion casatways
Looking for a home

Di Indonesia, Andra Ramadhan dan Once Mekel pernah membawakannya di sebuah acara pada tahun 2019. Versi Andra dan Once adalah versi akustik. Performanya apik di panggung, warna vokal Once pas membawakan tembang ini.

Gambar: Warner Bros dan Time

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Mei 5, 2021.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: